Pengaruh penerapan stategi pembelajaran PBMP (pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan) dan TPS (Think Pair Share) terhadap keterampilan metakognotif dan pemhaman konsep siswa kelas X SMA Negeri 9 Malang pada kemampuan akademik berbeda / Fila Prasetyawati - Repositori Universitas Negeri Malang

Pengaruh penerapan stategi pembelajaran PBMP (pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan) dan TPS (Think Pair Share) terhadap keterampilan metakognotif dan pemhaman konsep siswa kelas X SMA Negeri 9 Malang pada kemampuan akademik berbeda / Fila Prasetyawati

Prasetyawati, Fila (2009) Pengaruh penerapan stategi pembelajaran PBMP (pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan) dan TPS (Think Pair Share) terhadap keterampilan metakognotif dan pemhaman konsep siswa kelas X SMA Negeri 9 Malang pada kemampuan akademik berbeda / Fila Prasetyawati. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Secara umum pada pembelajaran MIPA di Indonesia penalaran tidak pernah dikelola secara langsung terencana atau secara sengaja. Padahal sudah diketahui bahwa penalaran (kemampuan berpikir) memiliki peranan penting terhadap proses pembelajaran yaitu dalam perolehan konsep (kognitif) sikap (afektif) dan tingkah laku siswa (psikomotorik). Salah satu komponen yang dapat menunjang kemampuan berpikir tinggi dan kritis adalah metakognitif (metakognisi). Dengan memiliki keterampilan metakognitif yang tinggi siswa akan mampu untuk menyelesaikan tugas belajarnya dengan baik karena mereka mampu untuk merencanakan mengatur diri dan mengevaluasi belajarnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk memberdayakan kemampuan berpikir siswa adalah melalui pertanyaan. Pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menggunakan pertanyaan adalah PBMP (Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan). Melalui PBMP ini siswa diarahkan untuk menemukan konsepnya sendiri sehingga siswalah yang aktif mencari informasi dan bukan hanya sebagai penerima informasi (konsep jadi). Kegiatan pembelajaran di mana siswa dituntut untuk menemukan konsepnya sendiri secara tidak langsung menuntut guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan bukan sebagai pemberi informasi (bersifat student centered). Pembelajaran yang bersifat student centered ditemukan pada pembelajaran pembelajaran kooperatif. Salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat menstrukturkan diskusi adalah Think Pair Share (TPS). TPS memberikan waktu tunggu dan waktu berpikir kepada siswa untuk berinteraksi dan saling berdiskusi antar siswa dalam mengkonstruk konsep. Kemampuan akademik siswa yang beragam dalam suatu kelas juga berpengaruh dalam pengkonstruksian konsep siswa. Penerapan strategi PBMP yang digabung TPS ditujukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keterampilan metakognitif dan pemahaman konsep siswa pada kemampuan akademik berbeda. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Malang pada semester gasal tahun ajaran 2008/2009 dengan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X. Sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas X-2 (kelas eksperimen) dan X-1 (kelas kontrol). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain penelitian non equivalent group design versi faktorial 2x2. Analisis data yang digunakan adalah Anakova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kemampuan akademik dan interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan akademik tidak berpengaruh terhadap keterampilan metakognitif siswa yang diukur dengan menggunakan hasil pre test dan pos test. Namun setelah ditelaah lebih lanjut ditemukan bahwa strategi pembelajaran PBMP TPS maupun pembelajaran multistrategi memiliki potensi yang sama dalam meningkatkan keterampilan metakognitif siswa. Mengenai kesadaran metakognitif siswa yang diukur dengan menggunakan instrumen Metacognitive Awareness Inventory (MAI) ditemukan bahwa siswa berkemampuan akademik tinggi maupun rendah memiliki kesadaran metakognitif yang sama baik pada kelas yang difasilitasi pembelajaran PBMP TPS maupun multistrategi. Perbedaan hasil pada instrumen tes dan MAI tersebut menunjukkan ketidaksejajaran kedua instrumen tersebut di mana instrumen tes lebih dapat dipercaya (reliable) dibandingkan dengan instrumen MAI dalam mengungkap kemampuan metakognitif siswa. Hasil penelitian juga menemukan bahwa pembelajaran multistrategi (kontrol) lebih bisa meningkatkan pemahaman konsep siswa daripada strategi pembelajaran PBMP TPS. Pembelajaran multistrategi mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa sebesar 133 40% sedangkan pembelajaran PBMP TPS mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa sebesar 69 23%. Selain itu ditemukan juga bahwa strategi pembelajaran PBMP TPS maupun multistrategi dapat mengurangi kesenjangan antara siswa berkemampuan akademik tinggi dan siswa berkemampuan akademik rendah dalam hal pemahaman konsep. Sehingga pemahaman konsep siswa berkemampuan akademik rendah dapat setara dengan pemahaman konsep siswa berkemampuan akademik tinggi. Berdasarkan hasil penelitian perlu disarankan bahwa (1) penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran PBMP TPS sebaiknya mempertimbangkan pemberian motivasi yang lebih baik secara personal maupun klasikal pada siswa agar siswa tetap bersemangat dalam belajar (2) pembelajaran multistrategi perlu diterapkan pada pembelajaran di kelas dengan tetap mempertimbangkan bahwa variasi strategi pembelajaran yang diterapkan adalah yang memberdayakan keterampilan metakognitif dan pemahaman konsep siswa (3) perlu diadakan penelitian serupa yang mengkaji pengaruh strategi pembelajaran PBMP TPS dan kemampuan akademik terhadap keterampilan metakognitif siswa pada jenjang pendidikan yang berbeda.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S1 Pendidikan Biologi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 12 Aug 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/24653

Actions (login required)

View Item View Item