Kemampuan absorpsiserbuk gergaji, arang non aktivasi, dan arang aktifdari kayu sengon (albazia falcataria) pada penurunan kadar ion timbal (Pb2+) dalam air - Repositori Universitas Negeri Malang

Kemampuan absorpsiserbuk gergaji, arang non aktivasi, dan arang aktifdari kayu sengon (albazia falcataria) pada penurunan kadar ion timbal (Pb2+) dalam air

Eswindro, Titis (2010) Kemampuan absorpsiserbuk gergaji, arang non aktivasi, dan arang aktifdari kayu sengon (albazia falcataria) pada penurunan kadar ion timbal (Pb2+) dalam air. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Eswindro Titis. 2012. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Fuels for Light Vehicle System dengan Pendekatan Kontekstual untuk Siswa RSMKBI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Tesis. Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Drs. Effendy M.Pd Ph.D. (II) Drs. I Wayan Dasna M.Si. M.Ed. Ph.D. Kata kunci modul kimia teknik kendaraan ringan pendekatan kontekstual RSMKBI Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran adaptif di Rintisan Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf Internasional (RSMKBI) yang diperlukan sebagai dasar dan penguat pada mata pelajaran produktif. Pada kenyataannya pembelajaran kimia di RSMKBI lebih menekankan aspek teoritis dan kurang dikaitkan dengan pelajaran produktif. Hal ini menyebabkan siswa cenderung kurang termotivasi untuk belajar kimia dan beranggapan bahwa pelajaran kimia kurang penting. Pembelajaran kimia akan menjadi lebih bermakna menarik dan menyenangkan bagi siswa RSMKBI jika dikaitkan secara langsung dengan mata pelajaran produktif. Siswa Teknik Kendaraan Ringan (TKR) sebagai calon teknisi otomotif perlu mempelajari topik minyak bumi pada pelajaran kimia yang dikaitkan dengan sistem bahan bakar bensin dan diesel serta emisi gas buang yang dibahas pada pelajaran produktif. Keterbatasan alokasi waktu pembelajaran di kelas dan adanya program Praktek Kerja Industri (Prakerin) membuat pembelajaran kimia selama ini kurang dihubungkan dengan materi produktif. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menyediakan sumber belajar berupa modul yang menggunakan pendekatan kontekstual. Modul tersebut dapat digunakan oleh siswa pada pembelajaran di kelas dan belajar mandiri saat Prakerin. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengembangkan modul pembelajaran kimia Fuels for Light Vehicle System untuk siswa Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan (2) untuk mengetahui kelayakan dan efektifitas modul pengembangan pada pembelajaran kimia. Pengembangan modul mengadopsi model pengembangan 4D dari Thiagarajan dkk. Model ini meliputi empat tahap pengembangan yaitu pendefinisian perancangan pengembangan dan penyebaran. Tahap penyebaran tidak dilakukan karena modul pengembangan digunakan terbatas di lingkup SMKN 1 Blitar. Modul pengembangan dinilai menggunakan instrumen penilaian modul yang dikembangkan berdasarkan standar penilaian bahan ajar yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penilaian modul meliputi empat aspek yaitu kelayakan isi bahasa sajian dan kegrafisan. Modul pengembangan dinilai oleh dua dosen pendidikan kimia FMIPA UM dua guru kimia dan dua guru teknik otomotif SMKN 1 Blitar. Kelayakan modul diujicobakan terhadap enam siswa pada uji perorangan dan 30 siswa pada uji lapangan terbatas. Uji coba lapangan terbatas menggunakan posttest only non equivalent control group design dilakukan pada siswa kelas XI TKR 4 SMKN 1 Blitar untuk mengetahui efektifitas modul pada pembelajaran kimia. Data yang dikumpulkan terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif terdiri dari komentar dan saran untuk perbaikan modul dari dosen pendidikan kimia guru kimia dan guru teknik otomotif serta siswa. Data kuantitatif terdiri dari hasil penilaian kuesioner dan skor tes. Postes dilakukan dengan menggunakan soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal dengan validitas isi 92 3% dan koefisien reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 21 (K-R 21) sebesar 0 86. Data skor tes dianalisis menggunakan independent sample t test. Modul pengembangan terdiri dari dua kegiatan belajar. Masing-masing kegiatan belajar meliputi tujuan pembelajaran pendahuluan rumusan masalah konsep awal yang disusun oleh siswa pertanyaan untuk mengeksplorasi pengetahuan siswa deskripsi materi latihan soal rangkuman dan uji pemahaman. Uji kompetensi kunci jawaban umpan balik glosarium dan daftar pustaka diberikan di akhir bagian modul. Hasil penilaian ahli menunjukkan kelayakan isi 91 2% kelayakan bahasa 90 3% kelayakan penyajian 89 6% dan kelayakan grafis 91 7%. Hasil penilaian kelayakan isi dan penyajian modul oleh siswa pada uji perorangan adalah sebesar 86 7% dan uji lapangan terbatas adalah sebesar 87 4%. Hal ini menunjukkan bahwa modul pengembangan layak untuk digunakan pada pembelajaran kimia. Hasil uji coba modul pengembangan menunjukkan bahwa 90 0% siswa mencapai skor di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Uji t yang dilakukan terhadap skor tes siswa menunjukkan bahwa skor tes siswa yang belajar menggunakan modul pengembangan lebih tinggi daripada skor tes siswa yang belajar menggunakan modul Hidrokarbon dan Minyak Bumi yang diterbitkan oleh Depdiknas. Hal ini menunjukkan bahwa modul pengembangan efektif untuk digunakan pada pembelajaran kimia. Penilaian lebih lanjut tentang kelayakan dan efektifitas modul sebaiknya dilakukan dengan penyebaran modul lebih luas.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Kimia (KIM) > S1 Kimia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 24 Aug 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/23464

Actions (login required)

View Item View Item