Sintesis dan karaktristik sabun barium dan sabun tembaga dari minyak jarak serta uji potensinya sebagai pewarna nyala lilin / oleh Dian Wahyuni - Repositori Universitas Negeri Malang

Sintesis dan karaktristik sabun barium dan sabun tembaga dari minyak jarak serta uji potensinya sebagai pewarna nyala lilin / oleh Dian Wahyuni

Dian Wahyuni (2009) Sintesis dan karaktristik sabun barium dan sabun tembaga dari minyak jarak serta uji potensinya sebagai pewarna nyala lilin / oleh Dian Wahyuni. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Parafin adalah senyawa hidrokarbon golongan alkana rantai panjang dengan rumus molekul CnH2n 2 (n 22-27) merupakan bahan dasar lilin yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat penerangan dekorasi dan perlengkapan ibadat. Bila lilin dibakar akan menghasilkan warna nyala yang relatif sama yaitu kuning kemerahan. Warna nyala lilin dapat dibuat berwarna-warni dengan menambahkan ion logam tertentu pada parafin. Penambahan logam pada lilin (parafin) dapat dilakukan dengan menurunkan kepolaran ion logam sehingga dapat bercampur secara homogen dengan parafin. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah ion logam menjadi sabun. Struktur sabun terdiri dari dua bagian yaitu bagian hidrokarbon yang bersifat hidrofobik (nonpolar) dan bagian ujung ion karboksilat yang bersifat hidrofilik (polar) sehingga sabun dapat meningkatkan kelarutan ion logam dalam parafin. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mensintesis sabun barium dari reaksi saponifikasi minyak jarak dengan barium hidroksida 2) mensintesis sabun tembaga dari reaksi trans-saponifikasi sabun barium dengan tembaga(II) klorida 3) mengetahui karakteristik sabun barium dan sabun tembaga hasil sintesis 4) mengetahui kelarutan sabun barium dan sabun tembaga dalam pelarut air n-heksana n-butanol parafin murni dan parafin n-butanol (1 1) 5) mengetahui warna nyala lilin yang telah diberi bahan adisi sabun barium dan sabun tembaga hasil sintesis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. Penelitian mencakup empat tahap yaitu sintesis karakterisasi uji kelarutan dan uji nyala. Tahap sintesis sabun barium dilakukan melalui reaksi saponifikasi dengan mereaksikan minyak jarak dengan Ba(OH)2 menghasilkan sabun barium. Sintesis sabun tembaga dilakukan melalui reaksi trans-saponifikasi dengan menambahkan garam tembaga (CuCl2) ke dalam sabun barium hasil sintesis. Tahap karakterisasi meliputi penentuan titik lebur identifikasi gugus fungsi senyawa hasil sintesis dengan spktrofotometer inframerah analisis kualitatif ion logam barium (Ba2 ) ion logam tembaga (Cu2 ) serta ion klorida (Cl-) analisis kuantitatif logam barium dan tembaga dengan metode AAS. Tahap berikutnya yaitu uji kelarutan sabun barium dan sabun tembaga dalam pelarut air n-heksana n-butanol parafin murni dan parafin n-butanol (1 1) dan uji nyala untuk garam CuCl2 dengan kawat nikrom parafin sabun hasil sintesis dengan prosentase 10% 15% dan 20% sabun n-butanol (dengan kawat nikrom) sumbu lilin direndam dalam sabun yang dilarutkan dalam alkohol 96% sabun n-butanol parafin dengan prosentase 10% 15% dan 20%. Sabun barium hasil s ntesis berupa padatan berwarna putih kekuningan dengan rendemen 88 830% dan sabun tembaga berwarna hijau kebiruan. Sabun barium dan sabun tembaga hasil sintesis mempunyai karakteristik antara lain sabun barium mempunyai titik lebur 84 - 87 C dan sabun tembaga mempunyai titik lebur sebesar 94 - 98 C. Pada hasil identifikasi gugus fungsi dengan spektrofometer infra merah menunjukkan adanya pita-pita yang khas untuk anion karboksilat (anion risinoleat) yang berasal dari minyak jarak. Sabun barium dan sabun tembaga yang disintesis mempunyai kepolaran yang rendah. Berdasarkan uji kelarutan kedua sabun tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut kurang polar yaitu n-butanol pelarut nonpolar n-heksana dan parafin serta dalam parafin n-butanol (1 1) disertai pengadukan. Hasil uji nyala untuk garam BaCl2 dan garam CuCl2 adalah hijau kebiruan. Begitu juga dengan sabun barium dan sabun tembaga pada uji nyala dengan bunsen menghasilkan warna yang sama yaitu hijau kebiruan. Sedangkan kedua sabun tersebut apabila ditambahkan pada parafin kemudian dibakar perubahan warna nyala lilin tidak begitu tampak. Hal tersebut diduga nyala lilin belum dapat membakar senyawa penyusun sabun yang bercampur dengan parafin untuk menghasilkan warna nyala tertentu.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Kimia (KIM) > S1 Kimia
Depositing User: library UM
Date Deposited: 15 Jun 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/23203

Actions (login required)

View Item View Item