Identifikasi konsep sukar dan kesalahan konsep tatanama senyawa biner dan ion poliatomik siswa SMA Negeri I Malang tahun ajaran 2009/2010 / Hayu Winarsih - Repositori Universitas Negeri Malang

Identifikasi konsep sukar dan kesalahan konsep tatanama senyawa biner dan ion poliatomik siswa SMA Negeri I Malang tahun ajaran 2009/2010 / Hayu Winarsih

Winarsih, Hayu (2011) Identifikasi konsep sukar dan kesalahan konsep tatanama senyawa biner dan ion poliatomik siswa SMA Negeri I Malang tahun ajaran 2009/2010 / Hayu Winarsih. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata-kata Kunci konsep sukar kesalahan konsep tatanama senyawa biner tatanama senyawa ion poliatomik. Konsep kimia sebagian besar bersifat abstrak berjenjang dan saling berkaitan satu sama lain sehingga cenderung hanya dapat dipahami dengan baik oleh siswa SMA yang telah mengembangkan pola berfikir formal. Tidak semua siswa SMA sudah berada pada tingkat operasi formal. Hal ini mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep dengan benar sehingga konsep tersebut bisa menjadi sukar bagi siswa. Suatu konsep disebut konsep sukar apabila sebagian besar siswa mengalami kesukaran pada konsep tersebut. Hal ini ditandai dengan jumlah siswa yang menjawab salah pada soal yang berkaitan dengan konsep itu antara 61-100% atau 8805 61%. Lebih lanjut konsep sukar berpengaruh pada pemahaman siswa sehingga memungkinkan terjadi kesalahan konsep. Konsep tatanama senyawa biner dan ion poliatomik disusun dari konsep lambang unsur senyawa muatan dan bilangan oksidasi. Aturan tatanama senyawa biner dan ion poliatomik merupakan salah satu konsep penting dalam mempelajari kimia. Jika memahami aturan tatanama senyawa maka dapat memberi nama dari rumus kimianya dan sebaliknya. Lebih lanjut jika siswa memahami tatanama senyawa maka siswa dapat menuliskan persamaan reaksi. Jika siswa tidak paham terhadap salah satu konsep tersebut maka dapat mengakibatkan kesulitan dalam memahami konsep lain. Di samping itu juga dapat menimbulkan konsep sukar dan kesalahan konsep. Penelitian konsep tatanama senyawa biner dan ion poliatomik yang dilaksanakan di kelas X dan XI di SMA Negeri I Malang bertujuan untuk mengidentifikasi (1) jenis konsep sukar (2) konsep yang paling sukar berdasarkan Persen Jawaban Salah (PJS) (3) jenis kesalahan konsep dan (4) kesalahan konsep paling besar yang dialami siswa kelas XI berdasarkan konsistensi jawaban salah (PK). Penelitan tentang konsep sukar dan kesalahan konsep merupakan penelitian deskriptif. Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas X dan XI IPA SMA Negeri I Malang tahun ajaran 2009/2010 semester genap yaitu siswa kelas X6 X7 XI IPA3 dan XI IPA5. Jumlah subyek penelitian di kelas X dan XI IPA berturut-turut adalah 73 dan 76 siswa. Hasil wawancara digunakan sebagai pembuktian data. Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Instrumen yang dipakai dalam penelitian adalah tes diagnostik objektif berupa sejumlah 13 soal pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban yang diperkuat dengan alasan pemilihan jawaban dan hasil wawancara. Tiap alternatif jawaban mewakili satu konsep yang diukur. Sebelum digunakan soal terlebih dahulu diujicoba pada mahasiswa kimia OFF GG dan Aru 2009 FMIPA Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Konsep sukar yang dimiliki siswa kelas X dan XI IPA SMA Negeri I Malang tahun ajaran 2009/2010 berdasarkan PJS yaitu (a) sistem Stock di kelas X (b) tatanama anion poliatomik dari asam poliprotik di kelas X dan XI (c) tatanama anion poliatomik berdasarkan bilangan oksidasi di kelas X dan XI. (2) Konsep yang paling sukar adalah tatanama anion poliatomik dari asam poliprotik di kelas X dengan PJS sebesar 90% dan di kelas XI tatanama anion poliatomik berdasarkan bilangan oksidasi sebesar 94%. (3) Kesalahan konsep yang terjadi pada siswa kelas X dan XI berdasarkan PK adalah Siswa menganggap lambang unsur diambil dari huruf awal nama unsur dalam bahasa Indonesia dimiliki 3 95% siswa kelas X dan 2 82% siswa kelas XI (b) Siswa menganggap besar muatan kation sama dengan nomor golongan di kelas X dialami 1 30% siswa (c) Siswa menganggap anion dengan jumlah atom O lebih sedikit maka besar muatan anion berkurang satu di kelas X dengan PK sebesar 14 50% dan sebesar 2 81% di kelas XI (d) Siswa menganggap sistem Stock digunakan sesuai indeks pada kation dengan tingkat kekonsistenan pada siswa kelas X 1 31% dan 1 14% pada siswa XI (e) Siswa menganggap sistem Stock digunakan pada kation monoatomik 1 macam biloks dimiliki 1 31% pada siswa kelas X dan 1 40% siswa kelas XI (f) Siswa menganggap sistem Stock digunakan sesuai indeks anion pada siswa kelas X dan XI sebesar 3 95% dan 1 40% (g) Siswa menganggap tatanama anion poliatomik tidak dipengaruhi oleh bilangan oksidasi pada siswa kelas X dan XI masing-masing sebesar 2 63% dan 9 85% (h) Siswa menganggap senyawa yang mengandung unsur logam-nonlogam menggunakan tatanama senyawa biner nonlogam-nonlogam dengan tingkat kekonsistenan pada siswa kelas X 5 26% dan 4 22% pada siswa XI. (4) Kesalahan konsep yang paling besar pada kelas X adalah muatan anion dengan PK sebesar 14 50% dan bilangan oksidasi pada anion poliatomik tidak mempengaruhi tatanama anion poliatomik sebanyak 9 85%.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Kimia (KIM) > S1 Pendidikan Kimia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 23 Jun 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/21820

Actions (login required)

View Item View Item