Trisdayanto, Nur Muhammad Fajar (2015) Akurasi dan efektivitas teknik akuisisi data imaging (2D) metode geolistrik wenner berdasarkan pendekatan anomali resistivitas berongga / Nur Muhammad Fajar Trisdayanto. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Trisdayanto Nur M.F. 2015.Akurasidan Efektivitas Teknik Akuisisi Data Imaging (2D) MetodeGeolistrik Wenner Berdasarkan Pendeteksian Anomali Resistivitas Berongga. Skripsi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Sujito S.Pd M.Si (II) Burhan Indriawan S.Si M.Si. Kata Kunci Akurasi Akuisisi Geolistrik Resistivitas Imaging Metode geolistrik resisitvitas merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang banyak digunakan untuk mengetahui struktur lapisan dan kondisi bawah permukaan tanah serta potensi sumber daya mineral yang ada di dalamnya seperti potensi akuifer. Dalam metode geolistrik resistivitas dikenal beberapa teknik akuisisi data antara lain teknik sounding dan teknik mapping. Penggabungan antara kedua teknik akuisisi data disebut teknik imaging. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui akurasi dan efektivitas teknik akuisisi data imaging (mapping-sounding dan sounding-mapping) berdasarkan pendeteksian resistivitas anomali berongga. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai resistivitas anomali berongga yang dihasilkan dari pengukuran menggunakan teknik akuisisi data imaging yaitu teknik mapping-sounding dan teknik sounding-mapping. Pengolahan data menggunakan softwareRes2dinv 3.56.22 Pro dan Surfer 10.1.561. Hasil inversi software Res2dinvpada lintasan 2 dan 3 teknik mapping-soundingberturut-turut memiliki tingkat rms errorsebesar 4 5 % dan5 2 % sedangkan teknik sounding-mapping memiliki rms errorsebesar 7 5 % dan 8 9 %. Selain itu berdasarkan hasil interpretasi kontur dua dimensi menunjukkan adanya anomali buatan (anomali berongga) yang terdeteksi baik menggunakan teknik mapping-sounding maupun teknik sounding-mappingpada lintasan 2 dan 3. Pada lintasan 2 teknik mapping-sounding mendeteksi anomali pada jarak 5 375 7 125 m dan kedalaman 0 994 1 94 m dengan luasan anomali 1 677 m2 sedangkan pada lintasan 3 anomali berada pada jarak 6 875 7 675 m dan kedalaman 1 167 1 94 m dengan luasan 0 767 m2. Pada lintasan 2 teknik sounding-mapping mendeteksi anomali pada jarak 3 417 4 417 m dan kedalaman 0 676 1 73 m dengan luasan 0 892 m2 sedangkan pada lintasan 3 terdeteksi pada jarak 3 25 4 75 m dan kedalaman 0 835 2 15 m dengan luasan 1 499 m2. Hal ini menunjukkan dalam pendeteksian secara horizontal teknik mapping-sounding lebih akurat sedangkan dalam pendeteksian secara vertikal teknik sounding-mapping lebih akurat. Namun secara umum dalam pendeteksian objek terfokus teknik sounding-mapping lebih unggul daripada teknik mapping-sounding. Hal ini berkaitan dengan karakteristik titik datum kedua teknik yang berbeda sehingga hasil yang didapatkan dari pengukuran juga berbeda.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QC Physics |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Fisika (FIS) > S1 Fisika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 03 Jul 2015 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2015 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/20736 |
Actions (login required)
View Item |