Dzakiya, Nurul (2011) Identifikasi komposisi, karakterisasi fasa kristal dan dielektrisitas berdasar warna batuan pirit (FeS2) dan kalkopirit (CuFeS2) dari daerah Tulungagung / Nurul Dzakiya. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata Kunci identifikasi komposisi fasa kristal dielektrisitas warna mineral pirit kalkopirit Tulungagung. Tulungagung memiliki potensi kandungan mineral alam yang sangat melimpah diantaranya pirit dan kalkopirit . Mineral tersebut tergolong mineral sulfida yang terbentuk pada proses hidrotermal. Mineral ini menandakan peluang terdapatnya emas (Au) karena emas memiliki sifat mudah bereaksi dengan mineral sulfida. Sehingga emas dimungkinkan terdapat di dalam pirit. Kemiripan warna antara mineral pirit dan kalkopirit dengan emas menyebabkan masyarakat sering salah mengidentifikasi antara ketiganya. Data-data mengenai komposisi dan fasa kristal pada batuan mineral pirit dan kalkopirit dari Tulungagung jarang sekali ditemukan atau dibahas di sebuah literatur bahkan data konstanta dielektrik batuan mineral tersebut belum pernah dilaporkan. Penelitian ini mengambil masing-masing dua buah batuan pirit dan kalkopirit dari tempat yang berbeda di Tulungagung. Masing-masing batuan dipisahkan menjadi tiga sampai empat dari sampel yang berbeda berdasarkan warnanya dan telah digunakan XRF untuk mengidentifikasi komposisi unsur-unsur XRD untuk mengetahui fasa kristalin kemudian dianalisis menggunakan software X Pert HighScore Plus untuk mengetahui informasi senyawa-senyawa. Disisi lain penukuran konstanta dielektrik menggunakan LCR meter pada rentang frekuensi 1-200 kHz untuk mengetahui kekonstanan nilai dielektrik pada mineral sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batuan yang sejenis memiliki jumlah unsur-unsur penyusun batuan dengan persentase komposisi yang berbeda. Persamaannya terdapat pada unsur-unsur utama yang memiliki persentase paling dominan. Karakterisasi fasa kristalin menunjukkan setiap warna-warna mineral memiliki kandungan senyawa yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh senyawa utama yang dikandung mineral tersebut. Senyawa-senyawa ini juga mempengaruhi pengukuran konstanta dielektrik. Hasil pengukuran menunjukkan semakin bertambahnya frekuensi semakin turun konstanta dielektrik namun akan mengalami nilai hampir konstan dengan rentang frekuensi 100-200 kHz pada setiap sampel dengan nilai yang berbeda. Konstanta dielektrik yang terukur pada sampel original merupakan nilai rata-rata konstanta dielektrik mineral penyusunnya. Sedangkan konstanta dielektrik yang terukur pada mineral hasil pemisahan merupakan konstanta dielektrik mineral utama yang memiliki persentase dominan. Bedasarkan hasil XRF dan XRD setiap mineral mengandung unsur dan senyawa yang tidak murni maka pada jenis mineral yang sama bisa memiliki nilai konstanta dielektrik yang berbeda.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QC Physics |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Fisika (FIS) > S1 Fisika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 01 Jul 2011 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2011 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/20401 |
Actions (login required)
View Item |