Cahyaningrum, Ernis Dwi (2010) Pengaruh lama high energy milling dan suhu sintering pada pembentukan polikeistal hematit Fe2O3 berbasis pasir besi Tulungagung terhadap sifat mekanik dan dielektrisitasnya / Ernis Dwi Cahyaningrum. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata Kunci High Energy Milling Suhu Sintering Hematite Kekerasan Bahan Dielektrisitas. Hematit (Fe2O3) adalah bahan yang dapat berasal dari pasir besi yang terdapat dialam. Hematite mempunyai sifat magnet antiferromagnetik dan memiliki struktur kristal hexagonal. Luasnya aplikasi material ini menuntut adanya metode sintesis yang relative cepat. Pada penelitian ini menawarkan metode High Energy Milling (HEM) yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat dengan jumlah yang relatif banyak suhu rendah dan peralatan yang sederhana dan dapat mereduksi ukuran partikel. Metode HEM merupakan teknik unik dengan menggunakan energi tumbukan antara bola-bola penghancur dan dinding chamber yang diputar dan digerakkan dengan cara tertentu metode High Energy Milling ini mampu mereduksi ukuran material sampai dibawah 10 nm. Bahan dasar untuk mensintesis senyawa Fe2O3 adalah pasir besi yang ada di Tulungagung. Pada awalnya pasir besi digerus dengan penggerus elektrik kemudian dicuci berulang-ulang dengan aquades sampai bersih dari pengotornya kemudian pasir besi diekstrak dengan menggunakan magnet permanen untuk menambah kemurnian bahan dengan menghilangkan bahan pengotor. Bahan yang telah diekstrak kemudian digerus kembali menggunakan HEM dengan lama penggerusan divariasi. Setelah itu bahan di kompaksi dan di sintering dengan suhu yang berbeda-beda. Fase dan struktur kristal sampel diuji menggunakan XRD kekerasan bahan dikarakterisasi menggunakan Mikro Vikers dan dielektrisitas dikarakterisasi menggunakan kapasitansimeter digital. Hasil penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa semua sampel mengkristal dengan struktur hexagonal Hematit. Lebih lanjut nilai parameter kisi a memiliki kecenderungan berbanding terbalik dengan parameter kisi c. Jika nilai a meningkat seiring dengan naiknya suhu sintering maka nilai c menjadi menurun. Kecuali pada sampel dengan lama HEM 8 jam dari suhu 900oC ke 1000oC terjadi kenaikan nilai parameter kisi a dari 5 03181 menjadi 5 03704 dan turun pada suhu 1100 oC menjadi 5 03389 tetapi nilai parameter kisi c terus meningkat dari suhu 900 oC sampai 1100 oC. Pada saat dilakukan uji kekerasan bahan menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu sintering dan semakin lama HEM dapat meningkatkan karakteristik kekerasan senyawa Fe2O3. Konstanta dielektrik dipengaruhi oleh suhu sintering dan lama HEM.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QC Physics |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Fisika (FIS) > S1 Fisika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 06 Oct 2010 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2010 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/20356 |
Actions (login required)
View Item |