Metafora kognitif dalam foruk etnik tanimbar / Martha Maspaitella - Repositori Universitas Negeri Malang

Metafora kognitif dalam foruk etnik tanimbar / Martha Maspaitella

Maspaitella, Martha (2021) Metafora kognitif dalam foruk etnik tanimbar / Martha Maspaitella. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Foruk adalah nyanyian tradisional atau disebutkan juga pantun berlagu yang dinyanyikan oleh etnik Tanimbar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku. Foruk sebagai pantun berlagu mencerminkan ungkapan metaforis sekaligus pengetahuan dan pengalaman etnik Tanimbar sekaligus sebagai identitas etnik Tanimbar yang dinyanyikan dalam ritual adat melalui konsep dan simbol. Konsep dan simbol itu merupakan domain pembentuk metafora kognitif dengan konsep sebagai domain target yang bersifat abstrak dan simbol sebagai domain sumber yang bersifat konkret yang digunakan untuk menjelaskan domain target. Simbol dan konsep yang terdapat di dalam foruk membuat foruk menjadi unik dan menarik untuk dikaji karena diekspresikan secara metaforis serta menjadi identitas budaya masyarakat Tanimbar tetapi belum dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat secara umum karena simbol-simbol di dalam foruk menyelubungi makna sebenarnya yang dimaksudkan oleh pelantun foruk. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengonseptualisasikan metafora kognitif dalam foruk untuk menjelaskan simbol dan konsep serta hubungan keduanya membuat pola-pola pemaknaan metafora kognitif dalam foruk serta mendeskripsikan fungsi metafora kognitif dalam foruk untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang foruk dan metafora kognitif yang terdapat di dalamnya. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan ekosemantik kognitif. Fokus penelitian ini adalah pertama konseptualisasi metafora kognitif dalam FET yang terdiri atas konseptualisasi simbol universal yang meliputi simbol ke-ada-an kosmos energi zat terestrial benda tumbuhan dan hewan dan konseptualisasi simbol siklus hidup yang meliputi simbol lahir sekolah bekerja menikah dan meninggal. Kedua pola pemaknaan metafora kognitif dalam FET yang meliputi pola pemaknaan foruk dan pola pemaknaan metafora kognitif. Pola pemaknaan foruk meliputi pola definisi pola membandingkan pola korelasi pengalaman berdasarkan kuantitas-vertikalitas dan motivasi-tujuan pola kemiripan objek dan konsep pola generik spesifik dan pola berjenjang. Pola pemaknaan metafora kognitif meliputi pola pemaknaan metafora dengan satu domain target dan pola dimensi pengalaman atau struktur komunikasi. Ketiga fungsi metafora kognitif dalam FET. Data penelitian terdiri atas tiga bagian yaitu (1) konseptualisasi metafora kognitif (2) pola pemaknaan metafora kognitif dan (3) fungsi metafora kognitif dari pelantun foruk sebagai sebagai sumber data yang diperoleh melalui rekaman. Data penelitian adalah satuan lingual seperti kata kelompok kata dan kalimat sebagai konsep yang menyusun metafora kognitif membentuk pola-pola pemaknaan dan fungsi metafora kognitif dalam FET. Analisis data dalam penelitian ini adalah model interaktif Miles dan Huberman dan model MIP (Metaphor Identification Procedure) Pragglejaz selanjutkan diinterpretasikan berdasarkan pendekatan eko semantik kognitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseptualisasi metafora kognitif dalam FET terikat langsung dengan sistem ekologi masyarakat Tanimbar karena foruk tercipta berdasarkan unsur-unsur lingkungan dan budaya masyarakat Tanimbar yang terekam sebagai pengetahuan dan pengalaman mereka. Pelantun foruk menghasilkan ungkapan metaforis dengan menggunakan memori semantik berdasarkan pengalaman dengan unsur lingkungan dan budayanya kemudian menjadikan pengalaman itu sebagai simbol dan menjadikan pengetahuan yang dimiliki sebagai konsep yang dipahami melalui simbol.Temuan konseptualisasi metafora kognitif dalam FET berupa konsep-konsep yang menyusun domain target dan domain sumber pada satu bingkai yang sama yaitu volume gerakan status suhu rasa indah terang cara fungsi ciri sifat dampak solusi waktu wadah kebutuhan lalai tantangan siap tempat perjalanan keadaan alat dan nilai. Selain itu konseptualisasi juga menghasilkan metafora kognitif. Ditemukan juga simbol-simbol khusus petani dan nelayan serta simbol karakteristik masyarakat Tanimbar yaitu simbol anggota tubuh atau organ tubuh Tuhan kerja atau aktivitas roh halus nomor perintah larangan dan arah mata angin. Entitas metafora kognitif dalam FET dimaknai berdasarkan pengalaman dan kebiasaan masyarakat dengan sistem ekologi yakni tempat masyarakat hidup (keluarga teman sebaya sekolah dan lingkungan orang tersebut) hubungan pengalaman di dalam keluarga dengan pengalaman di dalam masyarakat hubungan antara pengalaman masyarakat dengan pekerjaan yang dilakukan budaya dalam kehidupan masyarakat Tanimbar (pola perilaku keyakinan dan tradisi yang diwariskan turun temurun serta pola peristiwa dan transisi lingkungan selama perjalanan hidup serta keadaan sosiohistoris (siklus hidup jenjang pendidikan karier). Keseluruhan sistem ekologi masyarakat Tanimbar dijadikan reference untuk menghubungkan makna metaforis (simbol) dan makna sebenarnya (konsep) yang dimaksudkan oleh pelantun foruk. Pemaknaan foruk menghasilkan pola pemaknaan definisi membandingkan korelasi pengalaman (kuantitas-vertikalitas dan motivasi-tujuan) kemiripan objek dan konsep generik spesifik dan berjenjang (atas ke bawah dan awal ke akhir). Pemaknaan metafora kognitif menghasilkan pola pemaknaan dengan satu domain target dan pola pemaknaan struktur dimensi komunikasi yang meliputi (1) peserta (2) bagian (3) tahapan (4) urutan linear (5) sebab akibat dan tujuan. Metafora kognitif yang ditemukan pada pola pemaknaan metafora kognitif berjumlah 78. Temuan fungsi metafora kognitif dalam FET menunjukkan relasi manusia baik kepada individu sendiri (personal) hubungan individu dengan Tuhan (spiritual) individu dengan sesama (sosial) dan individu terhadap norma dan nilai (pranata sosial). Fungsi personal yang ditemukan di dalam foruk antara lain mengontrol diri meneguhkan diri dan mengekspresikan diri. Fungsi spiritual yang ditemukan di dalam foruk berkaitan dengan sikap tawakal kepada Tuhan bersyukur kepada Tuhan dan yakin kepada Tuhan. Fungsi sosial meliputi menasihati menyindir atau mengritik mengagumi menghormati mencintai mengajak atau meminta dan mencintai. Fungsi pranata sosial meliputi mengawasi tindakan masyarakat membentuk tindakan masyarakat dan mengukuhan tindakan masyarakat. Metafora kognitif yang ditemukan dalam fungsi berjumlah 102. Berdasarkan temuan penelitian dapat disarankan beberapa hal yaitu kepada peneliti selanjutnya agar melakukan kajian dengan simbol spesifik Tanimbar seperti anggota tubuh atau organ tubuh kerja atau aktivitas roh halus nomor perintah larangan dan arah mata angin selain simbol universal dalam foruk serta mengembangkan pola pemaknaan dengan dua domain target. Kepada lembaga pendidikan di Indonesia dapat berimplikasi secara pedagogis yaitu guru dapat merancang materi pembelajaran muatan lokal dan mengembangkan dalam kurikulum bahasa bahasa untuk pembelajaran bahasa daerah dan menyusun teks naratif berdasarkan bentuk foruk naratif sedangkan untuk kurikulum sastra dapat dimasukkan pada materi membaca dan menulis puisi dengan diksi yang menggunakan simbol-simbol pada foruk dapat dimasukkan juga pada materi menulis cerpen dan drama berdasarkan foruk naratif yang menunjukkan struktur komunikasi. Kepada dinas pendidikan yaitu dapat menjadikan foruk sebagai slogan untuk memotivasi menasihati dan membentuk perilaku masyarakat Tanimbar dalam berbagai aspek kehidupan. Kepada lembaga pemerintahan dan adat yaitu melakukan pewarisan kepada generasi muda melalui pelatihan. Kepada dinas pariwisata disarankan agar dapat menyelenggarakan lomba foruk dan menjadikannya sebagai salah satu acara atau mengekspos pada siaran televisi lokal sehingga masyarakat dapat mengikuti dengan baik dan menjadi bahan pembelajaran secara tidak langsung. Dinas pariwisata juga dapat menentukan salah satu desa adat sebagai destinasi budaya foruk. Kepada pihak gereja dapat dimasukkan sebagai bahan renungan dan nyanyian dalam ibadah. Kepada orang tua agar selalu menceritakan sejarah dan tradisi adat istiadat serta sistem kekerabatan yang berlaku di Tanimbar kepada anak cucu agar proses pewarisan tetap berjalan dan mereka dapat memahami alasan di balik penggunaan konsep-konsep dalam foruk.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 19 Aug 2021 04:29
Last Modified: 09 Sep 2021 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/192481

Actions (login required)

View Item View Item