Safi'i, Imam (2013) Diagnosis kesalahan siswa pada materi faktorisasi bentuk aljabar dan scaffoldingnya / Imam Safi'i. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata kunci Diagnosis Kesalahan Faktorisasi Bentuk Aljabar Scaffolding. Hudojo (2005 107) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Ini menunjukan setelah belajar matematika siswa sekiranya dapat mendemonstrasikan atau menyampaikan pengetahuan dan kemampuan matematikanya dimana sebelumnya dia tidak dapat melakukannya. Faktorisasi aljabar merupakan salah satu materi aljabar yang dipelajari siswa kelas VIII SMP. Faktorisasi aljabar penting dikuasai oleh siswa karena sebagai dasar untuk menguasai materi selanjutnya salah satunya yaitu persamaan kuadrat di kelas X SMA.Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan yang telah dilakukan peneliti sewaktu PPL di SMP 8 Malang yaitu dengan menganalisis hasil ulangan harian siswa kelas VIII-D tentang faktorisasi bentuk aljabar masih banyak ditemukan siswa yang mengalami kesalahan yang berhubungan dengan faktorisasi bentuk aljabar. Seperti kesalahan konseptual prosedural dan juga kesalahan teknis. Dari hasil ulangan harian 84 6% dari 39 siswa memperoleh hasil dibawah KKM.Dengan adanya kenyataan tersebut kesalahan-kesalahan yang dialami siswa perlu mendapatkan perhatian yang lebih.Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendiagnosis terlebih dahulu permasalahan yang dihadapi siswa dengan cara pemberian masalah yang berhubungan dengan faktorisasi aljabar. Setelah itu kita melakukan upaya pemberian bantuan seminimal mungkin atau yang lebih dikenal dengan istilah scaffolding. Konsep scaffolding pertama kali digagas oleh Vygotsky. Dua gagasan penting yang dimunculkan oleh Vygotsky adalah zona proximal development (ZPD) dan scaffolding.Dia percaya bahwa pembelajaran terjadi ketika anak-anak ada dalam zona perkembangan proksimal mereka (zone of proximal development). Dalam zona perkembangan proksimal suatu yang masih belum dapat dikerjakan secara mandiri oleh seorang anak akan benar-benar dapat dikerjakan dengan bantuan teman atau orang dewasa yang lebih kompeten. Sepertihalnya Anghileri (2006) yang mengartikan scaffolding sebagai suatu dukungan dan juga mengemukakan tiga tingkat dalam scaffolding. Pemberian scaffolding dalam penelitian ini mengacu pada tingkat scaffolding menurut Anghileri (2006). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal faktorisasi bentuk aljabar. Menurut Kastolan (1992) jenis kesalahan dibagi menjadi tiga yaitu kesalahan konseptual prosedural maupun kesalahan teknis dalam melakukan perhitungan. Kesalahan ini terletak pada beberapa kasus seperti (1) memfaktorkan dengan sifat distributif (2) pemfaktoran bentuk 12310 ax 12311 2 bx c dengan a 8800 1 (3) pemfaktoran selisih dua kuadrat (4) operasi penjumlahan atau pengurangan bentuk aljabar (5) penyederhanaan pecahan aljabar dan (6) menghitung. Bentuk scaffoldingyang diberikan berupa meneliti mengecek kembali serta menganalogikan kedalam hal yang lebih sederhana mengingatkan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar serta mengingatkan siswa tentang sifat distributif perkalian. Banyaknya scaffolding yang diberikan tergantung pada masing-masing individu. Dengan pemberian scaffolding secara individu lebih efektif dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan kesalahan yang dilakukan siswa terkait dengan kesulitan yang dialami siswa serta dapat meningkatakan pemahaman siswa terhadap suatu masalah.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QA Mathematics |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S1 Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 14 Aug 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/17338 |
Actions (login required)
View Item |