Perbedaan sensitivitas emosi pada remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tinggal di pondok pesantren / Vika Nanda Utami - Repositori Universitas Negeri Malang

Perbedaan sensitivitas emosi pada remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tinggal di pondok pesantren / Vika Nanda Utami

Utami, Vika Nanda (2019) Perbedaan sensitivitas emosi pada remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tinggal di pondok pesantren / Vika Nanda Utami. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Utami Vika Nanda. 2019. Perbedaan Sensitivitas Emosi pada Remaja yang Tinggal dengan Orang Tua dan Remaja yang Tinggal Di Pondok Pesantren. Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang. Pembimbing Dr. Hj. Sri WeniUtami M.Si. Psikolog Kata Kunci sensitivitas emosi remaja keluarga pondok pesantren Masa remaja merupakan masa yang diwarnai oleh konflik dan perubahan suasana hati. Remaja seharusnya memiliki sensitivitas emosi yang baik agar remaja mampu mengungkapkan dengan baik emosi yang mereka miliki. Menurut kamus besar bahasa Indonesia sensitivitas diartikan sebagai kepekaan atau perasa sedangkan emosi menurut Goleman (1995) merupakan sebuah pergolakan pikiran perasaan nafsu setiap keadaan mental yang hebat serta meluap-luap. Sensitivitas emosi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam bereaksi atau peka terhadap suatu reaksi atau suatu kejadian. Sensitivita semosi pada setiap remaja tidaklah sama karena adanya faktor lingkungan dan juga orang tua. Sehingga peneliti ingin melihat (1) sensitivitas emosi pada remaja yang tinggal dengan orang tua (2) sensitivitas emosi remaja yang tinggal di pondok pesantren (3) perbedaan sensitivitas emosi pada kedua remaja tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan deskriptif komparatif terhadap 136 remaja. Hasilnya 12 remaja yang tinggal dengan orang tua dengan persentase 18% memiliki sensitivitas emosi tinggi 44 remaja dengan persentase 64% memiliki sensitivitas emosi sedang dan 12 remaja dengan persentase 18% memiliki sensitivitas emosi rendah. Sedangkan 14 remaja yang tinggal di pondok pesantren dengan persentase 21% memiliki sensitivitas emosi tinggi 44 remaja dengan persentase 64% memiliki sensitivitas emosi sedang dan 10 remaja dengan persentase 15% memiliki sensitivitas emosi rendah. Uji hipotesis ada perbedaan sensitivitas emosi pada remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tinggal di pondok pesantren yang dapat dilihat dari rata-rata remaja yang tinggal dengan orang tua lebih tinggi dari pada rata-rata remaja yang tinggal di pondok pesantren dengan signifikansi 0 000 (p 8804 0 05). Saran dari hasil penelitian ini adalah untuk terus memperhatikan sensitivitas emosi pada remaja yang tinggal dengan orang tua dengan cara mengajarkan anak dalam berinteraksi di lingkungan dan orang lain sehingga dengan ajaran orang tua sejak dini remaja mampu mengembangkan sensitivitas emosi lebih baik lagi. Untuk pendidik di SMA juga harus lebih memperhatikan interaksi siswa satu dengan siswa yang lain. Untuk pendidik di pondok pesantren dapat memberikan kesempatan untuk santri mengeksplorasi dirinya dengan lingkungannya meningkatkan sistem pembelajaran dan meningkatkan pembentukan karakter dari setiap remaja agar sensitivitas emosi mereka dapat berkembang menjadi lebih baik lagi di masa depan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Psikologi (FPsi) > Departemen Psikologi (PSi) > S1 Psikologi
Depositing User: library UM
Date Deposited: 04 Feb 2019 04:29
Last Modified: 09 Sep 2019 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/172084

Actions (login required)

View Item View Item