Proses pembelajaran informal dalam pelestarian tradisi petekan bagi masyarakat Tengger Desa Budaya kecamatan Poncokusumo kabupaten malang / Muhamad Fahrur Rozi - Repositori Universitas Negeri Malang

Proses pembelajaran informal dalam pelestarian tradisi petekan bagi masyarakat Tengger Desa Budaya kecamatan Poncokusumo kabupaten malang / Muhamad Fahrur Rozi

Muhamad Fahrur (2020) Proses pembelajaran informal dalam pelestarian tradisi petekan bagi masyarakat Tengger Desa Budaya kecamatan Poncokusumo kabupaten malang / Muhamad Fahrur Rozi. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tradisi petekan merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang yang telah dilaksanakan sejak tahun 1772 bagi masyarakat Desa Budaya. Dalam pelaksanaan tradisi petekan seluruh elemen penting ikut mengambil peran secara suka rela dan gotong-royong demi keselamatan masyarakat Desa Budaya itu sendiri. Orangtua (ayah dan ibu) beserta elemen penting masyarakat tersebut memiliki peran penting dalam menyampaikan nasihat kepada anak dan generasi muda melalui tutur tinular atau nasihat yang diberikan dengan menggunakan kata-kata. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis awal mula pelaksanaan tradisi petekan bagi masyarakat Suku Tengger Kecamatan Desa Budaya Kabupaten Malang (2) menganalisis proses pelaksanaan tradisi petekan pada masyarakat Suku Tengger dan (3) nenganalisis proses bembelajaran informal tutur tinular yang dilakukan oleh orangtua tokoh adat tokoh agama dan kepala desa serta perangkat desa kepada anak sebagai generasi penerus dalam pewarisan tradisi petekan pada masyarakat Suku Tengger. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik purposive digunakan untuk memilih informan penelitian. Informan dalam penelitian ini meliputi pihak formal (pemerintah desa beserta perangkat desa) dan pihak informal (anak ibu ayah koordinator petekan tokoh adat dan tokoh agama). Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui wawancara observasi dan studi dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Miles Dan Huberman dalam Sugiyono. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa awal mula pelaksanaan tradisi petekan bagi masyarakat Suku Tengger Desa Budaya Kabupaten Malang dimulai sejak tahun 1772 hingga saat ini. Tradisi petekan merupakan salah satu tradisi yang memiliki kearifan lokal dari sekian banyak tradisi yang dipertahankan di Desa Budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Pelaksanaan tradisi petekan diawali dengan munculnya musibah yang melanda masyarakat akibat dari terjadinya kehamilan di luar pernikahan sejak tahun 1772. Hingga saat ini tradisi petekan masih dilaksanakan dan dipertahankan oleh masyarakat suku tengger demi menjaga keamanan masyarakat berdasarkan kosmologi masyarakat Jawa. Proses pelaksanaan tradisi petekan dilakukan rutin setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan elemen penting dan tokoh masyarakat sekitar yang memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Keterlibatan elemen dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan tradisi petekan tersebut merupakan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat Desa Budaya dengan menjunjung tinggi rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama. Masing-masing tokoh memiliki peran nya sendiri-sendiri dalam pelaksanaan tradisi petekan sejak pra-kegiatan kegiatan dan pasca-kegiatan. Masyarakat bahu membahu dengan rasa suka rela dan gotong-royong melaksanakan tradisi rutinan tiga bulan tersebut demi menjaga keamanan dan sebagai sebuah upaya dalam pewarisan adat turun-temurun. Proses bembelajaran informal dengan tutur tinular yang dilakukan oleh orangtua tokoh adat tokoh agama dan kepala desa serta perangkat desa kepada anak sebagai generasi penerus dalam pewarisan tradisi petekan pada masyarakat Suku Tengger merupakan bagian penting dalam pewarisan tradisi petekan serta menjaga keamanan dan kerukunan bagi warga masyarakat Desa Budaya. Pemerintah Desa Budaya disarankan melakukan pengembangan pelestarian dan melakukan pewarisan adat kepada generasi muda dengan tujuan untuk terus meningkatkan modal sosial dan kerukunan masyarakat Desa Budaya melakukan monitoring atau pengawasan terhadap generasi muda agar terhindar dari pergaulan bebas selalu menghimbau dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya bagi orangtua dalam mendidik anak agar terhindar dari pergaulan bebas peran aktif dalam melakukan eksplorasi tradisi-tradisi yang dilaksanakan di Desa Budaya agar lebih dikenal oleh masyarakat luas dan sebagai sumber pembelajaran tentang kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat Tokoh Adat Desa Budaya disarankan membuat peran dan petunjuk teknik pelaksanaan tradisi petekan dengan tujuan agar terdokumentasi dan dapat diperkenalkan pada masyarakat luas tentang keberagaman tradisi di Desa Budaya orangtua (ayah dan ibu) disarankan menggunakan model pewarisan tradisi petekan dalam pendidikan informal yang disampaikan melalui nasihat-nasihat dalam kehidupan sehari-hari kepada anak agar selalu digunakan sebagai media dalam mendidik anak tentang perilaku kesopanan dan terhindar dari pergaulan bebas dan generasi muda masyarakat Desa Budaya disarankan agar selalu mengapresiasikan dan ikut serta berperan dalam tradisi yang masih dipertahankan masyarakat Budaya sebagai bentuk pewarisan penyelamatan pengembangan dan pelestarian unsur-unsur budaya.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) > S2 Pendidikan Luar Sekolah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 05 Oct 2021 04:29
Last Modified: 09 Sep 2021 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/159302

Actions (login required)

View Item View Item