Kemampuan berargumentasi siswa kelas XI SMK Negeri 5 Malang dalam debat memecahkan masalah / Wuri Ria Ananta - Repositori Universitas Negeri Malang

Kemampuan berargumentasi siswa kelas XI SMK Negeri 5 Malang dalam debat memecahkan masalah / Wuri Ria Ananta

Ananta, Wuri Ria (2012) Kemampuan berargumentasi siswa kelas XI SMK Negeri 5 Malang dalam debat memecahkan masalah / Wuri Ria Ananta. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci kemampuan berargumentasi debat memecahkan masalah siswa SMK Siswa sebagai bagian masyarakat sekolah memerlukan kemampuan berkomunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Berargumen merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan ide pikiran dalam berkomunikasi. Fakta menunjukkan bahwa dalam berargumentasi banyak siswa yang hanya asal bunyi tanpa disertai alasan logis dan pemberian bukti-bukti yang valid. Berdasarkan fenomena tersebut debat memecahkan masalah menjadi sarana untuk mengajarkan kemampuan berargumentasi. Manfaat debat memecahkan masalah selain dapat digunakan untuk mengajarkan kemampuan berargumentasi siswa juga dapat belajar untuk memecahkan sebuah permasalahan yang ada di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan di SMK karena pada penelitian sebelumnya jarang dilakukan penelitian yang sejenis. Oleh karena itu peneliti ingin menjelaskan kemampuan berargumentasi siswa SMK dalam debat memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memaparkan pendapat menyajikan bukti-bukti dan menyimpulkan masalah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Data penelitian yang berupa tuturan verbal argumentasi siswa diperoleh dari rekaman. Adapun siswa-siswa yang menjadi subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan siswa yang pandai berbicara siswa yang pandai secara akademik dan siswa dengan kemampuan akademik sedang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada guru sebagai informan. Setelah itu pada tahap analisis diawali dari mereduksi data mengodekan data dan memverifikasi data. Pada tahap terakhir peneliti menguji keabsahan data dengan uji kredibilitas. Berdasarkan analisis data dapat diperoleh tiga simpulan. Pertama pada kemampuan memaparkan pendapat siswa mampu menunjukkan persetujuan atau penolakannya dengan cara eksplisit dan implisit. Pada kemampuan menyanggah pendapat lawan siswa mengungkapkan kemampuan tersebut dengan enam cara yang berbeda yaitu menyanggah dan mengakui pendapat lawan dengan alasan logis memberikan pertanyaan penegas disertai alasan sanggahannya dan ada yang tidak memutarbalikkan argumentasi lawan memberikan argumentasi yang membingungkan dan ada juga siswa yang tidak mampu menyanggah. Pada kemampuan membandingkan pendapat siswa mengungkapkan kemampuan tersebut dengan lima cara yang berbeda juga yaitu memberikan pertanyaan penguat untuk membandingkan pendapatnya memutarbalikkan pernyataan lawan membandingkan fakta sekaligus memberikan solusinya membandingkan dampak positif dan negatif dan ada juga siswa yang tidak mampu mengungkapkannya. Kedua pada kemampuan menyajikan bukti-bukti siswa menguatkan argumentasinya dengan memberikan contoh-contoh dan menganalogikan contoh ii dengan fakta-fakta yang lain. Namun pada kemampuan ini siswa tidak dapat mempertanggungjawabkan argumentasinya sehingga bukti-bukti yang dipaparkan tidak valid. Ketiga pada kemampuan menyimpulkan masalah tidak semua siswa melakukan tahap-tahap pemberian solusi. Selain itu dalam kemampuan ini juga terdapat solusi yang bersifat memihak. Pada kemampuan mengakhiri debat siswa mengungkapkan kemampuan tersebut dengan empat cara yang berbeda yaitu mengakhiri debat dengan atau tanpa memberikan solusi mengakhiri debat dengan solusi yang memihak dan ada juga siswa yang tidak mampu mengungkapkannya. Namun apabila ditelaah secara keseluruhan hasil analisis penelitian menemukan kelemahan berargumentasi siswa yaitu penggunaan kata-kata yang tidak efektif percampuran bahasa (campur kode) dan salah nalar. Berdasarkan simpulan tersebut dapat diajukan tiga saran. Pertama siswa hendaknya dapat memperbaiki kemampuan berargumentasinya membuat kerangka berpikir terlebih dahulu sebelum berargumentasi dan mencari informasi dari berbagai sumber terlebih dahulu mengenai topik yang sedang diperdebatkan. Kedua guru hendaknya dapat mengikuti perkembangan siswa selama di kelas jika terdapat penelitian serupa agar dapat mengetahui kemampuan berargumentasi siswa. Ketiga peneliti selanjutnya hendaknya dapat memperluas subjek penelitiannya agar dapat mengetahui kemampuan berargumentasi atau kemampuan yang lain secara lengkap dan menyeluruh. Kata Kunci kemampuan berargumentasi debat memecahkan masalah siswa SMK Siswa sebagai bagian masyarakat sekolah memerlukan kemampuan berkomunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Berargumen merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan ide pikiran dalam berkomunikasi. Fakta menunjukkan bahwa dalam berargumentasi banyak siswa yang hanya asal bunyi tanpa disertai alasan logis dan pemberian bukti-bukti yang valid. Berdasarkan fenomena tersebut debat memecahkan masalah menjadi sarana untuk mengajarkan kemampuan berargumentasi. Manfaat debat memecahkan masalah selain dapat digunakan untuk mengajarkan kemampuan berargumentasi siswa juga dapat belajar untuk memecahkan sebuah permasalahan yang ada di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan di SMK karena pada penelitian sebelumnya jarang dilakukan penelitian yang sejenis. Oleh karena itu peneliti ingin menjelaskan kemampuan berargumentasi siswa SMK dalam debat memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memaparkan pendapat menyajikan bukti-bukti dan menyimpulkan masalah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Data penelitian yang berupa tuturan verbal argumentasi siswa diperoleh dari rekaman. Adapun siswa-siswa yang menjadi subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan siswa yang pandai berbicara siswa yang pandai secara akademik dan siswa dengan kemampuan akademik sedang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada guru sebagai informan. Setelah itu pada tahap analisis diawali dari mereduksi data mengodekan data dan memverifikasi data. Pada tahap terakhir peneliti menguji keabsahan data dengan uji kredibilitas. Berdasarkan analisis data dapat diperoleh tiga simpulan. Pertama pada kemampuan memaparkan pendapat siswa mampu menunjukkan persetujuan atau penolakannya dengan cara eksplisit dan implisit. Pada kemampuan menyanggah pendapat lawan siswa mengungkapkan kemampuan tersebut dengan enam cara yang berbeda yaitu menyanggah dan mengakui pendapat lawan dengan alasan logis memberikan pertanyaan penegas disertai alasan sanggahannya dan ada yang tidak memutarbalikkan argumentasi lawan memberikan argumentasi yang membingungkan dan ada juga siswa yang tidak mampu menyanggah. Pada kemampuan membandingkan pendapat siswa mengungkapkan kemampuan tersebut dengan lima cara yang berbeda juga yaitu memberikan pertanyaan penguat untuk membandingkan pendapatnya memutarbalikkan pernyataan lawan membandingkan fakta sekaligus memberikan solusinya membandingkan dampak positif dan negatif dan ada juga siswa yang tidak mampu mengungkapkannya. Kedua pada kemampuan menyajikan bukti-bukti siswa menguatkan argumentasinya dengan memberikan contoh-contoh dan menganalogikan contoh ii dengan fakta-fakta yang lain. Namun pada kemampuan ini siswa tidak dapat mempertanggungjawabkan argumentasinya sehingga bukti-bukti yang dipaparkan tidak valid. Ketiga pada kemampuan menyimpulkan masalah tidak semua siswa melakukan tahap-tahap pemberian solusi. Selain itu dalam kemampuan ini juga terdapat solusi yang bersifat memihak. Pada kemampuan mengakhiri debat siswa mengungkapkan kemampuan tersebut dengan empat cara yang berbeda yaitu mengakhiri debat dengan atau tanpa memberikan solusi mengakhiri debat dengan solusi yang memihak dan ada juga siswa yang tidak mampu mengungkapkannya. Namun apabila ditelaah secara keseluruhan hasil analisis penelitian menemukan kelemahan berargumentasi siswa yaitu penggunaan kata-kata yang tidak efektif percampuran bahasa (campur kode) dan salah nalar. Berdasarkan simpulan tersebut dapat diajukan tiga saran. Pertama siswa hendaknya dapat memperbaiki kemampuan berargumentasinya membuat kerangka berpikir terlebih dahulu sebelum berargumentasi dan mencari informasi dari berbagai sumber terlebih dahulu mengenai topik yang sedang diperdebatkan. Kedua guru hendaknya dapat mengikuti perkembangan siswa selama di kelas jika terdapat penelitian serupa agar dapat mengetahui kemampuan berargumentasi siswa. Ketiga peneliti selanjutnya hendaknya dapat memperluas subjek penelitiannya agar dapat mengetahui kemampuan berargumentasi atau kemampuan yang lain secara lengkap dan menyeluruh. Kata Kunci kemampuan berargumentasi debat memecahkan masalah siswa SMK Siswa sebagai bagian masyarakat sekolah memerlukan kemampuan berkomunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Berargumen merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan ide pikiran dalam berkomunikasi. Fakta menunjukkan bahwa dalam berargumentasi banyak siswa yang hanya asal bunyi tanpa disertai alasan logis dan pemberian bukti-bukti yang valid. Berdasarkan fenomena tersebut debat memecahkan masalah menjadi sarana untuk mengajarkan kemampuan berargumentasi. Manfaat debat memecahkan masalah selain dapat digunakan untuk mengajarkan kemampuan berargumentasi siswa juga dapat belajar untuk memecahkan sebuah permasalahan yang ada di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan di SMK karena pada penelitian sebelumnya jarang dilakukan penelitian yang sejenis. Oleh karena itu peneliti ingin menjelaskan kemampuan berargumentasi siswa SMK dalam debat memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memaparkan pendapat menyajikan bukti-bukti dan menyimpulkan masalah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Data penelitian yang berupa tuturan verbal argumentasi siswa diperoleh dari rekaman. Adapun siswa-siswa yang menjadi subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan siswa yang pandai berbicara siswa yang pandai secara akademik dan siswa dengan kemampuan akademik sedang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada guru sebagai informan. Setelah itu pada tahap analisis diawali dari mereduksi data mengodekan data dan memverifikasi data. Pada tahap terakhir peneliti menguji keabsahan data dengan uji kredibilitas. Berdasarkan analisis data dapat diperoleh tiga simpulan. Pertama pada kemampuan memaparkan pendapat siswa mampu menunjukkan persetujuan atau penolakannya dengan cara eksplisit dan implisit. Pada kemampuan menyanggah pendapat lawan siswa mengungkapkan kemampuan tersebut dengan enam cara yang berbeda yaitu menyanggah dan mengakui pendapat lawan dengan alasan logis memberikan pertanyaan penegas disertai alasan sanggahannya dan ada yang tidak memutarbalikkan argumentasi lawan memberikan argumentasi yang membingungkan dan ada juga siswa yang tidak mampu menyanggah. Pada kemampuan membandingkan pendapat siswa mengungkapkan kemampuan tersebut dengan lima cara yang berbeda juga yaitu memberikan pertanyaan penguat untuk membandingkan pendapatnya memutarbalikkan pernyataan lawan membandingkan fakta sekaligus memberikan solusinya membandingkan dampak positif dan negatif dan ada juga siswa yang tidak mampu mengungkapkannya. Kedua pada kemampuan menyajikan bukti-bukti siswa menguatkan argumentasinya dengan memberikan contoh-contoh dan menganalogikan contoh ii dengan fakta-fakta yang lain. Namun pada kemampuan ini siswa tidak dapat mempertanggungjawabkan argumentasinya sehingga bukti-bukti yang dipaparkan tidak valid. Ketiga pada kemampuan menyimpulkan masalah tidak semua siswa melakukan tahap-tahap pemberian solusi. Selain itu dalam kemampuan ini juga terdapat solusi yang bersifat memihak. Pada kemampuan mengakhiri debat siswa mengungkapkan kemampuan tersebut dengan empat cara yang berbeda yaitu mengakhiri debat dengan atau tanpa memberikan solusi mengakhiri debat dengan solusi yang memihak dan ada juga siswa yang tidak mampu mengungkapkannya. Namun apabila ditelaah secara keseluruhan hasil analisis penelitian menemukan kelemahan berargumentasi siswa yaitu penggunaan kata-kata yang tidak efektif percampuran bahasa (campur kode) dan salah nalar. Berdasarkan simpulan tersebut dapat diajukan tiga saran. Pertama siswa hendaknya dapat memperbaiki kemampuan berargumentasinya membuat kerangka berpikir terlebih dahulu sebelum berargumentasi dan mencari informasi dari berbagai sumber terlebih dahulu mengenai topik yang sedang diperdebatkan. Kedua guru hendaknya dapat mengikuti perkembangan siswa selama di kelas jika terdapat penelitian serupa agar dapat mengetahui kemampuan berargumentasi siswa. Ketiga peneliti selanjutnya hendaknya dapat memperluas subjek penelitiannya agar dapat mengetahui kemampuan berargumentasi atau kemampuan yang lain secara lengkap dan menyeluruh.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 06 Feb 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/143057

Actions (login required)

View Item View Item