Implementasi kegiatan live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik (studi kasus di SMAK St. Albertus Malang) / Crispina Reni Yuniatiningtyas - Repositori Universitas Negeri Malang

Implementasi kegiatan live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik (studi kasus di SMAK St. Albertus Malang) / Crispina Reni Yuniatiningtyas

Yuniatiningtyas, Crispina Reni (2020) Implementasi kegiatan live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik (studi kasus di SMAK St. Albertus Malang) / Crispina Reni Yuniatiningtyas. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

RINGKASAN Yuniatiningtyas Crispina Reni. 2020. Implementasi Program Live-in Sebagai Program Penguatan Pendidikan Karakter Peserta Didik. Skripsi Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. H. A. Supriyanto M.Pd. M.Si. (II) Prof. Dr. H. Nurul Ulfatin M.Pd. Kata Kunci implementasi program penguatan pendidikan karakter Live-in peserta didik. Penguatan pendidikan karakter merupakan upaya dalam meningkatkan moral masayarakat yang diiringi dengan kemajuan teknologi. Penguatan pendidikan karakter pada peserta didik bisa dilakukan melalui program sekolah yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku seperti halnya program penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan Live-in yang dilaksanakan di sekolah. Kegiatan ini sebagai wujud nyata upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kualitas lulusan yang berkarakter baik. Kegiatan penguatan pendidikan karakter di sekolah bisa berjalan maksimal dengan adanya manajemen yang baik oleh personel sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) latar belakang kegiatan Live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik (2) perencanaan kegiatan Live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik (3) pengorganisasian kegiatan Live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik (4) pelaksanaan kegiatan Live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik (5) hasil kegiatan Live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Lokasi penelitian berada di SMAK St. Albertus Malang. Sekolah ini merupakan sekolah menengah atas yang berlatarbelakang sebagai sekolah swasta Katolik yang sudah terakreditasi A yang dikelola oleh Yayasan Sancta Maria milik serikat para imam dan biarawan ordo Karmel. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik observasi wawancara dan dokumentasi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah Kepala Bagian Kesiswaan yang berperan sebagai penanggung jawab kegiatan Live-in Guru yang berperan Sekretaris dan Pendamping dari kegiatan Live-in. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan kondensasi data (data condensation) menyajikan data (data display) dan menarik kesimpulan (conclusion dan verification). Berdasarkan proses pengumpulan data dan analisis data didapatkan hasil berikut. Pertama latar belakang kegiatan Live-in sebagai program pendidikan karakter peserta didik. Kegiatan Live-in berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan Live-in adalah kegiatan rutin yang sesuai dengan visi dan misi sekolah tesebut kegiatan ada sejak lama dan untuk penggagasnya secara jelas tidak banyak diketahui karena sekolah sendiri sudah bediri sejak lama. Kegiatan Live-in dilaksanakan dari tahun 1992/1993 di latar belakangi dari kondisi peserta didiknya sendiri. Maka dari itu sekolah mengadakan kegiatan Live-in ini dengan harapan dapat memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik. Peserta didik yang biasanya di rumah dimanjakan dengan berbagai fasilitas di kegiatan Live-in ini peserta didik diajarkan untuk mandiri sederhana dan lebih menghargai hidup. Kedua perencanaan kegiatan Live-in sebagai program pendidikan karakter peserta didik. Kegiatan Live-in direncanakan dengan tujuan untuk mengasah dan menjernihkan hati menuju keseimbangan sebagai pribadi yang tidak hanya berkembang dalam hal IQ tetapi juga EQ dan SQ menuju pribadi yang utuh matang dan seimbang yang mampu memberi dan menemukan Tuhan merasakan kehadiran dan kasih-Nya dalam setiap langkah hidupnya. Tujuan tersebut sejalan dengan visi sekolah menciptakan insan yang berhati dalam semangat doa persaudaraan dan pelayanan. Perencanaan yang dilakukan sekolah untuk mempersiapkan kegiatan Live-in sesuai dengan kalender sekolah waktu tersebut dikenal dengan Pekan Rohani . Kepala sekolah beserta wakil-wakil sudah menunjuk ketua dan panitia juga ditindak lanjuti dengan beberapa kali rapat untuk mengkoordinasikan Bapak-Ibu Guru yang nantinya berperan sebagai pendamping pada saat peserta didik di lapangan. Kemudian dilakukan penjadwalan yakni menentukan waktu survey kemudian tugas masing-masing panitia. Sebelum menentukan tempat Live-in sekolah menyediakan angket yang dibuat dan disebarkan oleh panitia kepada peserta didik supaya mengetahui tempat yang paling diminati peserta didik dan juga tempat yang paling tidak diminati. Sekolah membuat jadwal untuk pembekalan peserta didik sebelum mereka diterjunkan ke masing-masing tempat Live-in serta buku untuk panduan untuk pendamping serta peserta didik yang didalamnya juga nanti diisikan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan. Sekolah memilih lokasi Live-in peserta didik agar dapat memperoleh nilai-nilai karakter dari ditonjolkan oleh masing-masing tempat untuk di panti jompo bakti luhur sekolah ingin mengenalkan nilai karakter peduli sosial terhadap sesama. Kemudian untuk di Biara yakni nilai yang ingin dikenalkan oleh sekolah adalah nilai karakter religius dan juga toleransi antar umat beragama dan untuk kegiatan Live-in di Desa sekolah ingin mengenalkan nilai mandiri nasionalis dan juga gotong royong Ketiga pengorganisasian kegiatan Live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik. Pengorganisasian yang dilakukan sekolah untuk mengatur jalannya kegiatan Live-in yakni dengan kepala sekolah dan bagian kesiswaan menunjuk ketua untuk kegiatan Live-in 2019 setelah itu ketua baru mempunyai hak untuk memilih sekretaris bendahara dan anggota untuk mendukung terlaksananya kegiatan Live-in. Kemudian membuat struktur organisasi pengurus kegiatan Live-in melibatkan Bapak Ibu Guru dalam kepanitian Live-In. Bapak Ibu guru yang diwajibkan untuk terlibat rata-rata adalah Bapak Ibu guru Pendamping Akademik (PA) kelas XI dengan jumlah tim kepanitian sebanyak 38 orang dan peserta didik sebanyak kurang lebih 360 siswa. Keempat pelaksanaan kegiatan Live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik. Pelaksanaan kegiatan Live-in dimaknai sebagai penguatan pendidikana karakter peserta didik untuk hidup bersama orang lain melalui kegiatan Live-in peserta didik belajar melihat dunia yang lain yang tidak terbiasa dijumpai dalam kehidupan sehari-harinya. Sekolah dalam melaksanakan kegiatan Live- in dengan strategi dengan memberikan pembekalan kepada para peserta Live-in yaitu peserta didik. Pembekalan diadakan sebanyak empat kali pembekalan yang pertama memberikan gambaran umum mengenai kegiatan Live-in kemudian untuk pembekalan kedua materi yang diberikan mengenai etika pada saat mereka Live-in di tempat yang baru kemudian untuk pembekalan yang ketiga peserta didik di kelompokkan berdasarkan tempat yang akan ditempati pada saat Live-in supaya dapat memberikan gambaran secara detail tentang tempat yang akan ditinggali kemudian untuk pembekalan yang keempat lebih ke pemberian informasi mengenai barang-barang yang harus dibawa dan yang tidak boleh dibawa seperti handphone laptop obat-obatan terlarang rokok dan lain sebagainya yang tidak berkaitan dengan Live-in. Pada saat kepelaksanaan kegiatan segala peraturan sekolah masih berlakukan sehingga peserta didik masih dalam pengaturan sekolah walaupun kegiatannya dilakukan diluar lingkungan sekolah. Sekolah tidak menggunakan metode secara khusus pada pelaksanaan karena tempat yang dituju untuk kegiatan Live-in berbeda dan tentunya disetiap ada kegiatan yang sesuai dengan tempat tersebut maka dari itu sekolah tidak menentukan metode khusus pada saat pelaksanaan terhadap peserta didik karena pada saat peserta didik Live-in peserta didik dipersilahkan mengikuti kegiatan sesuai dengan tempat yang mereka tempati. Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan Live-in yaitu berasal dari sekolah sendiri yakni karena Live-in salah satu program sekolah maka didukung penuh oleh warga sekolah dan juga faktor pendukung dari pihak luar yakni masyarakat dan lembaga-lembaga yang didatangi untuk tempat Live-in. Faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan Live-in adalah pada pengaturan jadwal untuk proses mempesiapkan kegiatan Live-in karena Bapak Ibu guru yang terlibat dalam kepanitian penuh dengan kegiatan mengajar dan sebagainya. Selain itu faktor penghambatnya yakni ada beberapa wali murid yang khawatir berlebihan terhadap anaknya dan juga dari peserta didik sendiri terkadang ada peserta didik yang sebelum berangkat sudah merasa malas lebih dulu. Solusi yang diambil oleh sekolah untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Live-in yakni untuk penghambat dari faktor orang tua wali murid sekolah memberikan penjelasan kepada orang wali murid bahawa kegiatan Live-in ini baik untuk peserta didik sehingga orang tua diharapkan untuk mendukung penuh kegiatan Live-in kemudian untuk penghambat yang berasal dari peserta didiknya sekolah memberikan motivasi kepada peserta didik melalui pendampingan khusus dari Bapak/Ibu guru. Kelima mengetahui hasil dari kegiatan Live-in sebagai program penguatan pendidikan karakter peserta didik. Sekolah dalam mengetahui hasil dari pelaksanaan kegiatan Live-in tidak nampak adanya standar khusus hanya saja sekolah menyebarkan angket untuk peserta didik yang mengikuti Live-in. Angket tersebut untuk mengetahui seberapa besar hasil yang didapatkan dari kegiatan Live-in. Jawaban dari angket tersebut terdapat gradenya kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang. Sekolah juga mengambil beberapa jawaban refleksi siswa yang tersedia dalam buku panduan peserta Live-in untuk mengetahui hal apa saja yang siswa dapatakan setelah adanya kegiatan Live-in. Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan kegiatan Live-in sekolah menggunakan metode yang dilakukan untuk mengetahui tujuan dari kegiatan Live-in tercapai atau tidaknya melalui angket dan tidak hanya cukup pada hasil penilaian angket saja tatapi sekolah juga melihat hasil dari refleksi yang ditulis langsung oleh peserta didik di buku panduan peserta Live-in karena jika hanya menggunakan angket saja dinilai kurang sebab kadang peserta didik mengisinya dengan tidak sungguh-sungguh maka dari itu sekolah juga melihat dari hasil refleksi peserta didik. Dampak dari adanya kegiatan Live-in yang diselenggarakan oleh sekolah bagi peserta didik kelas XI setelah adanya kegiatan Live-in dapat memberikan energi positif dalam diri peserta didik dan ada sedikit perubahan terhadap karakter mereka yakni peserta didik lebih religius bisa belajar menghargai orang lain nasional gotong royong mencintai sesama manusia saling membantu berintegritas serta peserta didik setelah adanya kegiatan ini lebih mandiri serta memiliki nilai karakter peduli sosial. Berdasarkan hasil penelitian disampaikan saran kepada (1) Kepala Sekolah yaitu dapat mempertahankan serta meningkatkan kegiatan Live-in gara kegiatan penguatan pendidikan karakter untuk peserta didik agar semakin dapat menumbuhkan karakter peserta didik dengan lebih baik dan menciptakan lulusan yang berkualitas agar sekolah bisa memiliki daya saing dengan sekolah lain di Kota Malang. (2) Ketua Tim Kesiswaan dan Pastoral Care supaya dapat mengintegrasikan kegiatan Live-in agar semua nilai karakter dapat dijangkau melalui kegiatan tersebut serta terus dipercaya masyarakat terkait pendidikan karakter pada peserta didik agar dapat menjamin mendapatkan peserta didik lebih banyak saat penerimaan peserta didik baru.(3) Bagi Peserta Didik agar mendukung kegiatan Live-in implementasi kegiatan Live-in di sekolah dan menjadikan kegiatan tersebut sebagai sarana untuk menumbuhkan nilai karakter dalam diri. (3) Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan supaya turut serta mengkaji segala permasalahan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan untuk memperbanyak ilmu serta mewujudkan ilmu Manajemen Pendidikan yang mendalam. (4) Peneliti lain agar melakukan penelitian lebih lanjut terkait pendidikan karakter pada lembaga pendidikan agar dapat menambah wawasan dan sebagai referensi.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S1 Administrasi Pendidikan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 21 Sep 2020 04:29
Last Modified: 09 Sep 2020 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/140600

Actions (login required)

View Item View Item