Tradisi Mepe Kasur dalam pengembangan pariwisata budaya di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi / Ria Oktaviana - Repositori Universitas Negeri Malang

Tradisi Mepe Kasur dalam pengembangan pariwisata budaya di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi / Ria Oktaviana

Oktaviana, Ria (2018) Tradisi Mepe Kasur dalam pengembangan pariwisata budaya di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi / Ria Oktaviana. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

i ABSTRAK Oktaviana Ria. 2018. Tradisi Mepe Kasur Terhadap Pengembangan Pariwisata Budaya Di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Skripsi Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dra. Endang Wara Suprihatin D. P M.Pd (II) R. A. Zandra M. Pd M. Sn Kata Kunci Tradisi mepe kasur Pegembangan pariwisata budaya Kemiren Pemerintah kabupaten Banyuwangi fokus dalam mengembangkan sektor budaya daerah dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal salah satu budaya lokal yang diangkat adalah tradisi mepe kasur. Tradisi mepe kasur dilaksanakan satu tahun sekali pada bulan Dzulhijjah hari senin atau hari jum at dan di kemas dalam acara Banyuwangi Festival uniknya kasur yang di jemur oleh masyarakat desa Kemiren memiliki keseragaman warna yaitu warna dasar hitam dengan tepian merah kegiatan ini dilakukan oleh ratusan warga di sepanjang jalan dan di depan rumah penduduk berjajar rapi jemuran kasur. Pelaksanaan tradisi mepe kasur ini hanya dilakukan di Desa Kemiren kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan (1) pelaksanaan tradisi mepe kasur di desa Kemiren kecamatan Glagah kabupaten Banyuwangi (2) peran pemerintah terhadap tradisi mepe kasur dalam pengembangan pariwisata budaya di desa Kemiren kecamatan Glagah kabupaten Banyuwangi dan (3) makna simbolik dan filosofi kasur Kemiren. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di desa Kemiren kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Narasumber utama dalam penelitian ini adalah Suhaimi dan Sidik. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi wawancara dan dokumentasi. Kegiatan analisis data di mulai dari tahap reduksi data kemudian penyajian data dan mengambil kesimpulan. Pada pengecekan keabsahan data digunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan tradisi mepe melewati tiga tahapan yaitu pra pelaksanaan inti pelaksanaan dan pasca pelaksanaan. (2) peran pemerintah daerah dan desa dalam pelaksanaan tradisi mepe kasur meliputi publikasi pendanaan dan pengembangan. (3) makna simbolik kasur kemiren terletak pada warna dan ukuran kasur. Warna hitam menyimbolkan kelanggengan warna merah menyimbolkan keberanian. Makna filosofi warna merah berani menghadapi permasalahan rumah tangga. Warna hitam artinya segala bentuk permasalahan yang ada tidak menjadikan pasangan suami istri berpisah harus tetap langgeng abadi. Kesimpulan yang didapatkan melalui penelitian ini adalah kasur hitam dengan tepian merah wajib di berikan orang tua kepada anak perempuan yang akan menikah. Pengembangan pariwisata budaya banyuwangi fokus dalam melestarikan aset budaya daerah yang di miliki salah satunya adalah tradisi mepe kasur. Tradisi mepe kasur merupakan bagian dari rangkaian acara tumpeng sewu sehingga peneliti lain bisa meneliti dari beberapa aspek lain seperti sesaji yang terdapat dalam pelaksanaan tumpeng sewu arak-arakan barong.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Seni dan Desain (SED) > S1 Pendidikan Seni Tari dan Musik
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 18 Sep 2018 04:29
Last Modified: 09 Sep 2018 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/13756

Actions (login required)

View Item View Item