Septarini, Andreas Dwi (2013) Pertunjukan Tari Jathil Obyog pada keszenian Reyog Obyogan di Ponorogo / Andreas Dwi Septarini. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Septarini Andreas Dwi. 2013. Pertunjukan Tari Jathil Obyog pada Kesenian Reyog Obyogan di Ponorogo. Skripsi Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dra. Ninik Harini M.Sn Pembimbing (II) Hartono S.Sn M.Sn Kata Kunci Pertunjukan Tari Jathil Obyog Kesenian Reyog Obyogan Ponorogo Tari jathil obyog merupakan pertunjukan tari jathilan dengan tarian lepas dalam arti tidak terikat oleh aturan baku tari jathil yang menari hanya mengandalkan gerak pinggul (egol). Pada pertunjukan reyog obyogan penari jathil obyog mendapat posisi sentral dalam pertunjukan yang dimaksud posisi sentral di sini adalah yang mendominasi pertunjukan dalam reyog obyogan. Tari jathil obyog ini banyak berkembang di lingkungan masyarakat Ponorogo khususnya di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang hadirnya kesenian reyog obyogan keberadaan tari jathil obyog dan struktur penyajian tari jathil obyog pada kesenian reyog obyogan di Ponorogo. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Ponorogo. Narasumber dalam penelitian ini adalah Upar (59 tahun) Nunung (26 tahun) Rochani (20 tahun) Deny (35 tahun) Prasetyo (19 tahun) dan Bambang (48 tahun). Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi wawancara dan dokumentasi. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pada pengecekan keabsahan temuan menggunakan 2 teknik triangulasi yaitu triangulasi sumber dan metode. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan (1) Latar belakang hadirnya kesenian reyog obyogan di Ponorogo meliputi bentuk pertunjukan pelaku pertunjukan serta tempat dan waktu pertunjukan. (2) Keberadaan tari jathil obyog pada kesenian reyog obyogan di Ponorogo yang memiliki nilai negatif dan positif. Nilai positif yaitu tari jathil obyog merupakan budaya warisan leluhur dan berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat pedesaan. Nilai Negatif yaitu dari segi gerak tarinya yang erotis busana yang terlalu ketat dan trasparan serta adanya tradisi minum-minuman keras yang mengakibatkan pandangan negatif dari sebagian masyarakat. (3) Struktur penyajian tari jathil obyog memiliki 3 bagian penyajian yang memiliki bentuk sendiri-sendiri yaitu adegan awal adalah jathil massal tahun 1995 adegan isi yaitu gambyongan jaipongan dan ndangdutan dan adegan akhir yaitu edrekan. Pertunjukan tari jathil obyog pada kesenian reyog obyogan tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya 2 unsur yaitu unsur utama adalah gerak dan unsur pendukungnya meliputi tata busana musik iringan tari dan pola lantai. Beberapa saran yang diberikan penulis yaitu bagi pelaku seni diharapkan dapat memberikan motivasi yang positif dalam mengembangkan kekhasan tari jathil obyog di Ponorogo tanpa meninggalkan pakem tradisi yang sudah ada agar lebih diminati oleh masyarakat khususnya Ponorogo.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Seni dan Desain (SED) > S1 Pendidikan Seni Tari dan Musik |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 26 Aug 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/13551 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |