Kontradiksi makna Barong Banyuwangi dengan realita kehidupan masyarakat modern sebagai sumber inspirasi penciptaan karya seni lukis non representatif yang disharmoni / Abraham Setyo Utomo - Repositori Universitas Negeri Malang

Kontradiksi makna Barong Banyuwangi dengan realita kehidupan masyarakat modern sebagai sumber inspirasi penciptaan karya seni lukis non representatif yang disharmoni / Abraham Setyo Utomo

Utomo, Abraham Setyo (2015) Kontradiksi makna Barong Banyuwangi dengan realita kehidupan masyarakat modern sebagai sumber inspirasi penciptaan karya seni lukis non representatif yang disharmoni / Abraham Setyo Utomo. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

i ABSTRAK Setyo Utomo Abraham. 2015. Kontradiksi Makna Barong Banyuwangi dengan Realita Kehidupan Masyarakat Modern Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis Non Representatif Yang Disharmoni. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dra. Lilik Indrawati M.Pd. (2) Drs. Muhajir Kata Kunci Realita Kehidupan Masyarakat Modern Seni Lukis Non Representatif. Kehidupan masyarakat modern merupakan sumber inspirasi dalam penciptan karya seni lukis. Karena dalam masyarakat modern muncul sebuah pengikisan nilai nilai luhur terjadi dalam masyarakat. Seni tradisi Barong Banyuwangi yang dalam bahasa using bermakna bareng yang dalam bahasa Indonesia artinya bersama. Seharusnya makna yang sangat luhur dari seni tradisi bisa dijadikan tuntunan hidup. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah masyarakat yang di masa yang semakin modern hidupnya bertolak belakang dari nilai nilai luhur seni tradisi. Hal inilah yang menarik bagi pencipta untuk mewujudkannya dalam media seni lukis di atas kanvas sehingga ide ide dapat terealisasikan melalui penerapan teknik dan material yang digunakan. Proses kreatif perwujudan karya penciptaan ini menerapkan metode Chatarina Patrick yang meliputi (1) tahap persiapan yaitu tahap ketika individu mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan suatu masalah (2) tahap penetasan adalah tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut (3) tahap inspirasi adalah saat munculnya gagasan baru beserta proses psikologis yang mengalami dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru tersebut (4) tahap pengembangan adalah tahap di mana ide atau gagasan baru tersebut dikembangkan serta digarap secara cermat dan teliti dan diterapkan di dalam penciptaan karya lukis. Adapun hal tersebut yang di terapkan dalam penciptaan karya ini adalah melalui pengamatan terhadap kehidupan masyarakat modern secara langsung sesuai dengan tema kemudian diteruskan pada proses penciptaan karya melalui metode persiapan dimana mengumpulkan informasi tentang makna barong Banyuwangi tahap penetasan dimana tahap tersebut mempunyai berbagai permasalahan yang luas cakupannya tahap inspirasi merupakan hasil dari tahap penetasan. Pada tahap inspirasi pencipta sudah memilih satu permasalahan seperti kontradiksi makna barong Banyuwangi dengan realita kehidupan masyarakat modern . Kemudian muncul berbagai ide konsep yang akan diungkapkan dan lahirlah pengembangan berupa ide tema obyek sehingga terwujud 6 karya seni lukis yang sesuai dengan tema - tema yang diingginkan. Hasil dari proses penciptaan seni lukis non representatif bertema kontradiksi makna Barong Banyuwangi dengan realita kehidupan masyarakat modern ini adalah 6 karya lukis yaitu (1) kebudayaan yang terlupakan (2) kebudayaan baru (3) di ambang kepunahan (4) manusia modern (5) hanya sebagai tontonan (6) merasa asing di tanah air sendiri dengan perwujudan obyek non representatif yang disharmoni.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Seni dan Desain (SED) > S1 Pendidikan Seni Rupa
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 09 Oct 2015 04:29
Last Modified: 09 Sep 2015 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/12884

Actions (login required)

View Item View Item