The translation strategies used by Indonesian translator in translating sensual expressions in the novel "Breaking Dawn" / Tania Wakhidah Ari Ningtyas - Repositori Universitas Negeri Malang

The translation strategies used by Indonesian translator in translating sensual expressions in the novel "Breaking Dawn" / Tania Wakhidah Ari Ningtyas

Nigtyas, Tania Wakhidah Ari (2013) The translation strategies used by Indonesian translator in translating sensual expressions in the novel "Breaking Dawn" / Tania Wakhidah Ari Ningtyas. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci Strategi dalam Translation Ungkapan Sensual Perbedaan cara pandang muncul saat masyarakat Indonesia dan barat berbicara masalah seks. Masyarakat barat lebih terbuka dan berani dalam berbicara atau bahkan mengungkapkan ungkapan-ungkapan yang berbau sensual yang tersirat dalam hasil karya-karya literal mereka seperti film dan buku. Oleh karena itu ketika novel-novel barat yang sudah diterjemahkan mulai banyak memasuki Indonesia beberapa masyarakat Indonesia menolak beberapa novel barat karena mereka berpendapat bahwa novel-novel barat pasti mengandung plot-plot cerita yang sensual dan hal ini termasuk taboo untuk dibahas di ranah masyarakat Indonesia. Jadi sungguh tidaklah mudah dalam menterjemahkan karya sastra dari negara lain. Berikutnya terjemahan merupakan suatu hal yang sangat menantang karena adanya perbedaan-perbedaan antara bahasa asal (SL) dan bahasa target (TL) dan variasi budaya menjadikan terjemahan sebagai sebuah proses yang menantang. Dalam menterjemahkan novel masalah yang mungkin timbul adalah ketika penerjemah menemukan ungkapan-ungkapan sensual yang ada dalam teks asli. Sehingga hal ini membuat peniliti membatasi penelitiannya pada ungkapan-ungkapan sensual yang ada dalam novel Breaking Dawn karya Stephenie Meyer dimana plot-plot romantis banyak bermunculan melalui sentuhan ciuman desahan dan lain sebagainya yang mengarah pada aktivitas seksual. Ungkapan-ungkapan yang didapat kemudian dikumpulkan tidak hanya dari narasi cerita namun juga dari dialog antar karakter. Perbedaan budaya juga dapat memunculkan berbagai permasalahan bagi penerjemah jadi pemilihan strategi yang tepat dalam menerjemahkan karya sastra sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses penerjemahan. Peneliti memilih ungkapan-ungkapan sensual yang ditemukan dalam novel Breaking Dawn sebagai obyek penelitian dimana ungkapan-ungkapan sensual dianggap taboo dan sulit untuk diterjemahkan. Ungkapan sensual diartikan sebagai kata atau phrasa yang digunakan seorang penulis dalam mendiskripsikan kenikmatan yang dirasakan oleh sepasang kekasih melalui sentuhan pandangan indera penciuman melalui ucapan atau suara-suara selama momen intim sedang berlangsung. (Belena 2012) Data penelitian diperoleh dari novel Breaking Dawn dalam versi Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia. Data kemudian dikumpulkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang mengandung ungkapan sensual yang ada dalam narasi mauapun dialog. Data dianalisa menggunakan teori strategi penerjemahan oleh Newmark (1998). Ada sekitar tujuh belas strategi yang dapat digunakan untuk menganalisa kata ataupun phrasa. Setelah membandingkan kedua versi novel peneliti menganalisa kalimat-kalimat yang telah ditemukan dan menyimpulkan strategi yang digunakan oleh penerjemah dalam tiap data. Hasil temuan data menunjukkan bahwa dalam proses penerjemahan ungkapan-ungkapan sensual penerjemah menggunakan tiga strategi yaitu synonymy modulation dan reduction and expansion. Dari 19 data peneliti menemukan bahwa strategi modulation lebih sering digunakan oleh penerjemah dibandingkan synonymy ataupun reduction and expansion. Hal ini menunjukkan bahwa penerjemah melakukan banyak perubahan perspektif dari SL ke TL. Selain itu berhubungan dengan isu budaya hal yang mengejutkan muncul dari hasil penelitian bahwa penerjemah yang merupakan masyarakat Indonesia cenderung menggunakan ungkapan-ungkapan yang lebih erotis dan sensual daripada kata atau phrasa aslinya. Hal ini bertolak belakang dengan budaya Indonesia dimana hal-hal sensual dianggap taboo dan dihindari. Terlebih lagi dalam versi terjemahan novel Breaking Dawn vampirical sense yang ada dalam versi Bahasa Inggris hilang. Penerjemah menyuguhkan ilustrasi seakan-akan karakter vampir juga memiliki hasrat akan seks. Namun faktanya hal ini berbeda dengan sudut pandang penulis yang menekankan bahwa vampir adalah makhluk yang tidak hidup dimana mereka tidak seharusnya memiliki hasrat terhadap seks sama seperti yang manusia miliki.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Inggris (ING) > S1 Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 22 Jan 2013 04:29
Last Modified: 09 Sep 2013 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/11118

Actions (login required)

View Item View Item