Shelviani, Yovy (2018) Kesalahan penalaran matematis siswa pada materi pola bilangan kelas VIII dan scaffoldingnya / Yovy Shelviani. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
v RINGKASAN Shelviani Yovy. 2018. Kesalahan Penalaran Matematis Siswa pada Materi Pola Bilangan Kelas VIII dan Scaffoldingnya. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Susiswo M.Si (II) Dr. Swasono Rahardjo S.Pd M.Si. Kata Kunci kesalahan matematis penalaran matematis scaffolding. Kesalahan merupakan suatu kekeliruan atau kealphaan. Penalaran matematis adalah suatu kegiatan proses atau aktivitas berfikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya sehingga mencapai kesimpulan dalam memecahkan masalah matematika. Kesalahan penalaran matematis siswa adalah suatu gejala atau kondisi adanya kesalahan dan ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan soal dan tidak memenuhi keempat standar penalaran matematis yang berkaitan dengan materi pola bilangan tingkat SMP kelas VIII. Keempat standar penalaran matematis yaitu (1) memeriksa pola dan struktur untuk mendeteksi keteraturan (2) merumuskan generalisasi untuk membuat dugaan tentang keteraturan yang diamati (3) mengevaluasi dugaan (4) membangun dan menentukan susunan ke-n. Untuk menghindari kesalahan tersebut peneliti memilih cara dengan menggunakan scaffolding. Scaffolding merupakan bentuk batuan oleh guru yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesalahan sehingga siswa tersebut dapat belajar mandiri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan kesalahan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan masalah pola bilangan serta scaffoldingnya untuk mengatasi kesalahan penalaran tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-B SMP Negeri 5 Malang yang dipilih berdasarkan kesalahan dan ketidakmampuan siswa dalam tes awal dan kemampuan komunikasi. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu tahap studi pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap pelaksanaan tindakan. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga kelompok kesalahan penalaran matematis siswa kelompok kesalahan penalaran matematis siswa pertama dalam menyelesaikan masalah pola bilangan adalah mengevaluasi dugaan dan menentukan susunan ke-50 terdapat tiga siswa yang mengalami kesalahan kelompok ini. Untuk kelompok kesalahan penalaran matematis siswa kedua dalam menyelesaikan masalah pola bilangan adalah menentukan susunan ke-50 terdapat satu siswa mengalami kesalahan kelompok ini. Sedangkan untuk kelompok kesalahan penalaran matematis ketiga dalam menyelesaikan masalah pola bilangan adalah merumuskan pola susunan mengevaluasi dugaan dan menentukan susunan ke-50 terdapat dua siswa yang mengalami kesalahan kelompok ini. Scaffolding yang sesuai untuk mengatasi kesalahan dan ketidakmampuan siswa pada kelompok pertama dalam mengevaluasi dugaan dan menentukan susunan ke-50 adalah restructuring (level2) dan developing conceptual thinking (level 3) yaitu mengarahkan subjek untuk mengevaluasi dugaan dengan mengecek rumus yang telah mereka peroleh dengan banyaknya susunan dengan gambar yang telah diketahui soal dan yang mereka peroleh susunan ke-4 dan ke-5 dan meminta subjek untuk mencari untuk susunan ke-50. Untuk scaffolding kesalahan siswa pada kelompok kedua dalam menentukan susunan ke-50 adalah restructuring (level2) dan developing conceptual thinking (level 3) yaitu meminta subjek untuk mengecek kembali hasil pengerjaanya. Sedangkan scaffolding untuk kesalahan kelompok ketiga dalam merumuskan pola dari susunan mengevaluasi dugaan dan menentukan banyaknya susunan ke-50 adalah reviewing restructuring (level 2) dan developing conceptual thinking (level 3) yaitu meminta subjek untuk mengamati kembali susunan yang telah diperoleh vi meminta subjek mencari selisih antar susunan yang berdekatan mendeteksi pola keteraturan dan mengarahkan untuk mampu menentukan suku ke-4 ke-5 dan ke-50. Setelah pemberian scaffolding keenam subjek diberikan soal kedua untuk melihat scaffolding yang diberikan berhasil. Dari hasil pekerjaan soal 2 kelima siswa dapat menyelesaikan soal dengan runtut hasil akhir benar dan memunculkan keempat standar penalaran matematis siswa (NCTM). Sedangkan satu siswa tidak mampu menyelesaikan soal secara runtun hasil akhir benar namun siswa menggunakan rumus aritmatika yang siswa hafal gagal mencari rumus sendiri dan tidak mampu memunculkan keempat standar penalaran matematis siswa (NCTM).
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 28 Aug 2018 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2018 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/110921 |
Actions (login required)
View Item |