Pemberian scaffolding berdasarkan pelevelan kemampuan siswa SMP dalam menyelesaikan soal geometri dengan menggunakan taksonomi SOLO / Tabita Wahyu Triutami - Repositori Universitas Negeri Malang

Pemberian scaffolding berdasarkan pelevelan kemampuan siswa SMP dalam menyelesaikan soal geometri dengan menggunakan taksonomi SOLO / Tabita Wahyu Triutami

Triutami, Tabita Wahyu (2016) Pemberian scaffolding berdasarkan pelevelan kemampuan siswa SMP dalam menyelesaikan soal geometri dengan menggunakan taksonomi SOLO / Tabita Wahyu Triutami. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Triutami Tabita Wahyu. 2016. Pemberian Scaffolding berdasarkan Pelevelan Kemampuan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Geometri dengan Menggunakan Taksonomi SOLO. Tesis Jurusan Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Drs. Purwanto Ph.D. (II) Dr. Abadyo M.Si. Kata Kunci soal geometri level kemampuan taksonomi Solo scaffolding Hasil tes 1 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IX-A SMPN 2 Banyuwangi masih memiliki level kemampuan SOLO yang rendah dalam menyelesaikan soal geometri. Oleh karena itu perlu adanya pemberian scaffolding yang dapat meningkatkan level kemampuan siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan level kemampuan siswa SMP dalam menyelesaikan soal geometri berdasarkan taksonomi SOLO dan scaffolding yang dapat meningkatkan level kemampuan siswa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Instrumen pada penelitian ini antara lain instrumen tes 1 dan 2 pedoman wawancara dan pedoman pemberian scaffolding. Instrumen tes memuat materi tentang sudut pusat sudut keliling dan sudut perpotongan antara dua tali busur di dalam dan luar lingkaran. Subjek pada penelitian ini adalah 7 siswa kelas IX-A SMPN 2 Banyuwangi yang memiliki level kemampuan prestructural hingga relational dalam menyelesaikan soal geometri pada tes 1. Penentuan level kemampuan siswa didasarkan pada hasil jawaban siswa dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan level kemampuan prestructural cenderung belum mengusai konsep-konsep yang digunakan pada soal sehingga semua proses yang digunakannya dalam menyelesaikan soal salah. Siswa dengan level kemampuan unistructural hanya menggunakan satu informasi yang terdapat dalam soal satu proses dan satu konsep dalam geometri untuk mencari solusi. Siswa dengan level kemampuan multistructural menggunakan lebih dari satu informasi yang terdapat dalam soal lebih dari satu proses dan konsep dalam geometri untuk mencari solusi. Siswa dapat membuat beberapa hubungan dari beberapa informasi tetapi terdapat proses yang salah sehingga kesimpulan yang diperoleh tidak relevan. Siswa dengan level kemampuan relational menggunakan semua informasi yang ada dalam soal untuk mengaplikasikan konsep atau proses dalam geometri lalu memberikan hasil sementara dan menghubungkan dengan informasi atau proses yang lain sehingga dapat menarik kesimpulan yang relevan. Pemberian scaffolding pada penelitian ini dapat meningkatkan level kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal geometri. Terdapat peningkatan level kemampuan dari prestructural dan unistructural menjadi relational. Selain itu terdapat juga peningkatan level kemampuan dari prestructural dan multistructural menjadi extended abstract. Scaffolding yang diberikan antara lain 1) menjelaskan konsep geometri yang belum dipahami siswa 2) menunjukkan kepada siswa masalah apa yang dicari penyelesaiannya dalam soal dan menuntun siswa untuk menemukan cara penyelesaiannya 3) meminta siswa untuk menjelaskan semua informasi tentang besar sudut pada soal dengan menunjukkan pada gambar yang ada pada masing-masing soal 4) memberikan pertanyaan pendorong (prompting) dan penggali/penyelidik (probing) 5) meminta siswa untuk menyelesaikan masalah yang lebih sederhana namun memiliki karakteristik yang sama dengan masalah original 6) melakukan tanya jawab dengan siswa dengan tujuan untuk menggali apa yang diketahui dan tidak diketahui oleh siswa siswa menemukan sendiri letak kesalahannya dan siswa dapat memberikan pembenaran maupun menyalahkan hasil pekerjaannya sendiri 7) mendiskusikan dan menunjukkan kesalahan atau miskonsepsi siswa 8) mengajukan pertanyaan sehingga siswa dapat mengaitkan konsep dalam geometri dengan aljabar yaitu sistem persamaan linier dua variabel untuk menyelesaikan masalah.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika
Depositing User: library UM
Date Deposited: 14 Jul 2016 04:29
Last Modified: 09 Sep 2016 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/110693

Actions (login required)

View Item View Item