Proses berpikir mahasiswa dalam mengonstruksi bukti kekongruenan segitiga berdasarkan teori pemrosesan informasi / Puguh Darmawan - Repositori Universitas Negeri Malang

Proses berpikir mahasiswa dalam mengonstruksi bukti kekongruenan segitiga berdasarkan teori pemrosesan informasi / Puguh Darmawan

Darmawan, Puguh (2015) Proses berpikir mahasiswa dalam mengonstruksi bukti kekongruenan segitiga berdasarkan teori pemrosesan informasi / Puguh Darmawan. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Darmawan Puguh. 2015. Proses Berpikir Mahasiswa dalam Mengkonsruksi Bukti Kekongruenan Segitiga Berdasarkan Teori Pemrosesan Informasi. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Prof. Dr. Toto Nusantara M.Si. (2) Dr. Hery Susanto M.Si. Kata kunci proses berpikir konstruksi bukti kekongruenan segitiga teori pemrosesan informasi Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir mahasiswa dalam mengonstruksi bukti berdasarkan teori pemrosesan informasi. Materi yang dipilih adalah kekongruenan segitiga. Selanjutnya pendeskripsian proses berpikir dipaparkan berdasarkan komponen teori pemrosesan informasi yaitu (1) sensory register (2) attention (3) perception (4) short-term memory (5) long-term memory (6) retrieval (7) rehearsal dan (8) encoding. Peneliti memberikan tes kepada 29 mahasiswa yang sudah menempuh matakuliah Geometri Euclid di Universitas Kanjuruhan Malang. Kemudian peneliti menggolongkan kemampuan mahasiswa menjadi tinggi sedang dan rendah. Penggolongan kemampuan tersebut berdasarkan skor tes dengan berpedoman pada rubrik penilaian serta pertimbangan nilai Geometri Euclid. Mahasiswa berkemampuan tinggi adalah mahasiswa dengan skor tes 11 sampai 12 dan nilai Geometri Euclid A A- atau B . Mahasiswa berkemampuan sedang adalah mahasiswa dengan skor tes 9 sampai 10 dan nilai Geometri Euclid B. Mahasiswa berkemampuan rendah adalah mahasiswa dengan skor tes dibawah 9 dan nilai Geometri Euclid B- C atau C. Selanjutnya untuk mendeskripsikan proses berpikir secara kualitatif dipilih dua mahasiswa berkemampuan tinggi dua sedang dan dua rendah dengan mempertimbangkan kemampuan komunikasinya. Dari hasil penelitian diperoleh 3 jenis proses berpikir yaitu proses berpikir lengkap hampir lengkap dan tidak lengkap. Ciri proses berpikir lengkap yang diwakili oleh mahasiswa berkemampuan tinggi yaitu (1) mampu mengidentifikasi asumsi dalam pernyataan yang akan dibuktikan. (2) cakap dalam menggunakan strategi pembuktian. (3) memahami dengan baik semua konsep yang diperlukan dalam konstruksi bukti. (4) cakap dalam menyusun argumen. (5) mampu memunculkan semua ekspresi kunci. (6) menggunakan bahasa pembuktian yang komunikatif dan bermakna. Ciri proses berpikir hampir lengkap yang diwakili mahasiswa berkemampuan sedang yaitu (1) memiliki kelemahan mengidentifikasi sebagian dari asumsi dalam pernyataan yang akan dibuktikan. (2) mampu memperlihatkan penggunaan strategi pembuktian yang tepat tetapi konsistensi terhadap penggunaan strategi tidak terjaga dengan baik. (3) memahami dengan baik sebagian konsep terkait yang diperlukan dalam konstruksi bukti. (4) menggunakan argumen dengan tingkat akurasi rendah. (5) konstruksi bukti diwarnai dengan upaya memunculkan ekspresi kunci tetapi tidak dinyatakan dengan tepat. (6) bahasa pembuktian yang komunikatif dan bermakna. Ciri proses berpikir tidak lengkap yang diwakili oleh mahasiswa berkemampuan rendah yaitu (1) tidak mampu mengidentifikasi asumsi dalam pernyataan yang akan dibuktikan. (2) tidak mampu memilih strategi pembuktian yang tepat. (3) tidak menguasai dan memahami hubungan antar konsep yang terkait dengan konstruksi bukti. (4) pengambilan kesimpulan terhadap langkah pembuktian tidak berdasarkan argumen yang tepat. (5) tidak mampu memunculkan ekspresi kunci. (6) bahasa pembuktian yang digunakan tidak mempunyai makna atau menimbulkan ambiguitas. Ciri-ciri proses berpikir lengkap menunjukan bahwa LTM mahasiswa menyimpan dengan baik konsep dan pengalaman yang diperlukan dalam proses konstruksi bukti hal tersebut terlihat dari penjabaran konsep secara operasional dilakukan dengan benar dan juga penggunaan strategi pembuktian yang jelas. Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi pada mahasiswa dengan proses berpikir hampir lengkap dan tidak lengkap.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 04 Dec 2015 04:29
Last Modified: 09 Sep 2015 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/110641

Actions (login required)

View Item View Item