Proses scaffolding berdasarkan diagnosis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan mapping mathematics / Yusi Hartutik - Repositori Universitas Negeri Malang

Proses scaffolding berdasarkan diagnosis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan mapping mathematics / Yusi Hartutik

Hartutik, Yusi (2013) Proses scaffolding berdasarkan diagnosis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan mapping mathematics / Yusi Hartutik. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Hartutik Yusi. 2013. Proses Scaffolding Berdasarkan Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pertidaksamaan Kuadrat dengan Menggunakan Mapping Mathematics. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Subanji M. Si. (II) Dr. Santi Irawati M.Si Kata kunci Diagnosis Scaffolding Kesulitan Siswa Masalah Pertidaksamaan Kuadrat Mapping Mathematics Dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan kuadrat umumnya siswa masih mengalami kesulitan. Untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah perlu dilakukan diagnosis kesulitan siswa. Dalam penelitian ini diagnosis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan kuadrat dilakukan berdasarkan mapping mathematics permasalahan tersebut. Sedangkan langkah-langkah scaffolding dalam penelitian ini mengacu pada level 2 dan 3 scaffolding yang dikemukakan oleh Anghileri (2006) yaitu explaining reviewing restructuring dan developing conceptual thinking. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif eksploratif bertujuan untuk mengkaji letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan kuadrat dan pemberian scaffolding. Untuk tujuan diagnosis diberikan tes pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan siswa. Ternyata semua siswa yang diberi tes pendahuluan masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan kuadrat. Selanjutnya diadakan tes diagnostik terhadap tiga puluh enam orang siswa dalam satu kelas. Kemudian untuk memverifikasi letak-letak kesulitan siswa secara pasti maka dilakukan scaffolding kepada enam orang siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian. Selanjutnya dilakukan diagnosis letak kesulitan siswa berdasarkan mapping mathematics yang disusun peneliti berdasarkan masalah dalam tes diagnostik. Dalam penelitian ini ditemukan letak-letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan kuadrat terdiri dari 3 bagian yaitu (1) bagian pertama kesulitan menentukan model matematika (2) bagian kedua kesulitan menentukan batas-batas interval menentukan interval yang memenuhi dan menuliskan himpunan selesaian (3) bagian ketiga yaitu kesulitan dalam menarik kesimpulan. Berdasarkan letak-letak kesulitan tersebut dilakukan scaffolding untuk membantu siswa mengatasi kesulitannya. (1) Bagian pertama yaitu menentukan model matematika. Scaffolding yang sesuai dengan kesulitan ini adalah dengan meminta siswa membaca kembali soal dengan cermat (sesuai scaffolding level 3 Anghileri developing conceptual thinking) memberikan arahan agar siswa dapat mengidentifikasi semua fakta yang diketahui dan yang ditanyakan (sesuai scaffolding level 2 Anghileri restructuring) serta meminta siswa untuk mencari hubungan antara fakta-fakta (sesuai scaffolding level 2 dan 3 Anghileri explaining dan developing conceptual thinking). (2) Bagian kedua yaitu menentukan batas-batas interval. Scaffolding yang sesuai dengan kesulitan ini adalah memberi arahan mengenai cara menentukan persamaan kuadrat yang sesuai (sesuai scaffolding level 2 Anghileri explaining) dan memberikan pertanyaan arahan tentang cara-cara menentukan akar-akar persamaan kuadrat (sesuai scaffolding level 2 dan 3 Anghileri explaining reviewing dan developing conceptual thinking). Kesulitan kedua adalah menentukan interval yang memenuhi pertidaksamaan. Scaffolding yang sesuai dengan kesulitan ini adalah memberikan pertanyaan arahan tentang cara memilih titik uji (sesuai scaffolding level 2 Anghileri explaining) dan memilih pertidaksamaan penguji (sesuai scaffolding level 3 Anghileri explaining) serta meminta siswa untuk teliti dalam menghitung (sesuai scaffolding level 3 Anghileri developing conceptual thinking). Kesulitan ketiga adalah menuliskan himpunan selesaian. Scaffolding yang sesuai dengan kesulitan ini adalah memberikan arahan tentang cara menuliskan himpunan selesaian (sesuai scaffolding level 2 Anghileri explaining). (3) Bagian ketiga yaitu kesulitan dalam menarik kesimpulan. Scaffolding yang sesuai dengan kesulitan ini adalah mengarahkan siswa dalam mencari hubungan antara himpunan selesaian yang ditemukan dengan apa yang ditanyakan oleh soal (sesuai scaffolding level 3 Anghileri developing conceptual thinking).

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 25 Jun 2013 04:29
Last Modified: 09 Sep 2013 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/110323

Actions (login required)

View Item View Item