Gunyati (2013) Pengembangan lembar kerja siswa bercirikan REACT untuk memahamkan materi barisan bilangan pada siswa kelas IX SMPN 1 Blitar / Gunyati. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata Kunci pengembangan LKS bercirikan REACT Barisan Bilangan. Lembar Kerja Siswa yang digunakan di sekolah masih bersifat umum yang lebih menekankan pada ketrampilan mengerjakan soal yang sifatnya prosedural kurang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar yaitu lembar kerja siswa yang bercirikan REACT pada materi barisan bilangan pada siswa SMP kalas IX. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Tjeerd Plomp dkk tahun 2007 dengan tiga tahap yaitu (1) tahap pengkajian awal (preliminary research) (2) perancangan draf (prototyping stage) (3) tahap penilaian ( assessment phase).. Lembar Kerja Siswa bercirikan REACT dikembangkan mengacu pada paham konstruktivisme yang menuntut siswa untuk terlibat dalam berbagai aktivitas yang terus-menerus berpikir dan menjelaskan penalaran mereka mengetahui berbagai hubungan antara tema-tema dan konsep-konsep bukan hanya sekedar menghafal dan membaca fakta secara berulang-ulang serta mendengar ceramah dari guru. Dalam hal ini guru berusaha menanamkan pada diri siswa rasa minat kepercayaan diri dan rasa memerlukan pemahaman. Ada lima unsur dalam strategi REACT yang masing-masing merupakan singkatan (akronim) R dari Relating (menghubungkan/mengaitkan) E dari Experiencing (mengalami) A dari Applying (menerapkan) C dari Cooperating (bekerja sama) dan T dari Transferring (mentransfer). Strategi ini terfokus pada pengajaran dan pembelajaran dalam konteks suatu prinsip fundamental dalam konstruktivisme (Crawford 2001). Penelitian pengembangan ini menghasilkan LKS yang bercirikan REACT yang terdiri dari lima komponen yaitu (1) Relating pada pertemuan pertama siswa dapat menyatakan barisan bilangan dengan mengaitkan kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Pertemuan kedua siswa dapat menyatakan banyak cara menuju ketempat yang dituju. Pertemuan ketiga siswa dapat menyatakan tinggi temannya kedalam barisan bilangan. (2) Experiencing pada pertemuan pertama melalui peragaan siswa dapat menyatakan pola bilangan ganjil. Pada pertemuan kedua siswa menemukan sendiri pola barisan ke-n dari bilangan segitiga Pascal. Pada pertemuan ketiga siswa menemukan sendiri rumus suku ke-n dari barisan geometri. (3) Applying pada pertemuan pertama siswa dapat menentukan pola selanjutnya dari suatu pola yang disusun dari batang lidi. Pada pertemuan kedua siswa dapat menggunakan segitiga Pascal untuk menentukan koefisien-koefisien suku-suku hasil perpangkatan ( a b ). Pertemuan ketiga siswa dapat menggunakan konsep barisan geometri untuk menyelesaikan masalah. (4) Cooperating pada pertemuan pertama kedua dan ketiga siswa selalu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam LKS. Dalam setting kelompok siswa tampak senang dan begitu aktif. (5) Transferring digunakan pada tahap inti tahap akhir serta pada tes akhir tindakan. Siswa dapat menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki kekonteks yang baru atau situasi yang baru.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 13 May 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/110316 |
Actions (login required)
View Item |