Indahwati, Prasis (2013) Proses berpikir siswa kelas VIII B SMPN 2 Blitard dalam pemecahan nasalah himpunan dengan pemberian scaffolding / Prasis Indahwati. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata kunci proses berpikir pemecahan masalah himpunan dan pemberian scaffolding. Pemecahan masalah menjadi inti pembelajaran matematika tetapi kemampuan siswa dalam pemecahan masalah masih rendah. Khususnya siswa SMPN 2 cenderung mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal himpunan yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Menurut Vygotsky siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi ketika mendapat bimbingan (scaffolding) dari seorang yang lebih ahli untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu penelitian ini mengkaji proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah ketika mendapat bimbingan (scaffolding). Soal yang disajikan dalam penelitian ini ada dua soal yaitu soal yang melibatkan dua himpunan dan soal lainnya yang melibatkan tiga himpunan. Pemberian scaffolding dalam penelitian ini mengacu pada tingkatan scaffolding yang dikemukakan Anghileri (2006). Selanjutnya dikaji perkembangan proses berpikir siswa dalam pemecahan masalah dengan berfokus pada kesulitan yang dialami oleh siswa pada empat langkah pemecahan masalah yaitu kesulitan dalam hal (1) memahami masalah (2) menyatakan fakta dalam kalimat matematika (3) menggunakan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya dan (4) memeriksa kembali hasil perhitungan dan mengkomunikasikan jawaban. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kelompok siswa berkemampuan matematika rendah mengalami kesulitan pada langkah pemahaman masalah menyatakan fakta dalam kalimat matematika menggunakan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya dan memeriksa kembali hasil perhitungan dan mengkomunikasikan jawaban. Kelompok siswa berkemampuan matematika sedang mengalami kesulitan pada langkah menyatakan fakta dalam kalimat matematika menggunakan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya dan memeriksa kembali hasil perhitungan dan mengkomunikasikan jawaban. Kelompok siswa yang berkemampuan matematika rendah dan sedang tidak menggunakan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya secara lengkap dalam menyelesaikan masalah nomor 1 dan nomor 2. Kelompok siswa berkemampuan matematika baik mengalami kesulitan pada langkah memeriksa kembali hasil perhitungan dan mengkomunikasikan jawaban. Scaffolding yang diberikan pada masing-masing individu tidak sama. Setelah mendapatkan scaffolding untuk masalah nomor 1 proses berpikir mereka dapat berkembang hingga struktur berpikirnya sesuai dengan struktur masalah. Sedangkan untuk masalah nomor 2 ada seorang siswa yang proses berpikirnya tidak dapat berkembang sehingga struktur berpikirnya tidak sesuai dengan struktur masalah setelah mendapatkan scaffolding sesuai dengan kemampuan berpikir masing-masing. Berdasarkan temuan pada penelitian ini peneliti menyarankan kepada guru dalam memberi scaffolding perlu memperhatikan proses berpikir siswa sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Kajian proses berpikir siswa dalam penelitian ini masih terbatas untuk itu perlu adanya penelitian dengan kajian yang lebih mendalam dengan masalah yang lain.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 30 Apr 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/110312 |
Actions (login required)
View Item |