Rodiwarsito, Halis (2013) Disgnosis dan scaffolding kesulitan siswa dalam aplikasi turunan fungsi pada penyelesaian soal cerita / Halis Rodiwarsito. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Rodiwarsito Halis. 2012. Diagnosis dan Scaffolding Kesulitan Siswa Dalam Aplikasi Turunan Fungsi Pada Penyelesaian Soal Cerita. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbin (I) Prof. Dr. Toto Nusantara M. Si. (II) Dr. Abd. Qohar M.T Kata kunci Diagnosis Scaffolding Kesulitan Turunan Fungsi Soal Cerita Soal cerita matematika adalah soal yang diungkapkan dalam bentuk cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang melibatkan konsep-konsep matematika. Penyelesaian soal cerita akan mengalami hambatan manakala siswa belum menguasai konsep-konsep matematika yang diperlukan dalam penyelesaiannya. Apabila siswa mengalami kesulitan memecahkan masalah soal cerita guru hendaknya melakukan diagnosis terhadap kesulitan tersebut. Sebagaimana pendapat Syamsudin (dalam Muncarno 1998) bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan belajar dengan menggunakan data atau informasi selengkap mungkin sehingga dapat mengambil kesimpulan serta mencari alternatif pemecahannya. Vygotsky (Lambas 2004 21) menyatakan bahwa seseorang akan dapat menyelesaikan masalah yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dari kemampuan dasarnya apabila mendapat bantuan dari orang yang lebih mampu (scaffolding). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagian kesulitan siswa dalam aplikasi turunan fungsi pada penyelesaian soal cerita dan upaya pemberian bantuan dengan scaffolding. Materi yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan adalah soal cerita yang memuat masalah geometri dimensi dua dan dimensi tiga. Untuk tujuan tersebut peneliti terlebih dahulu memberikan tes pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan siswa. Selanjutnya diadakan tes diagnostik pada dua puluh orang siswa kemudian untuk mengetahui bagian kesulitan siswa sekaligus pemberian scaffolding diadakan wawancara kepada empat orang siswa yang dipilih dari dua puluh orang siswa tersebut. Pemberian scaffolding dalam penelitian ini mengacu pada bentuk bentuk dan strategi scaffolding yang dikemukakan oleh McKenzie (dalam Stuyf 2002) Stuyf (2002) dan Coggins (2001). Selanjutnya mendiagnosis bagian kesulitan siswa yang mengacu pada kesulitan yang dialami oleh siswa pada empat langkah pemecahan masalah dan penyelesaian soal cerita yaitu kesulitan dalam hal (1) pemahaman masalah (2) menyatakan fakta dalam kalimat matematika (3) menggunakan dan mengaitkan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya dan (4) memeriksa kembali hasil perhitungan dan mengkomunikasikan jawaban. Dari hasil penelitian ditemukan kesulitan siswa pada (1) bagian 1 yaitu memahami masalah dalam hal ini ditunjukkan dengan adanya kesalahan siswa mensketsa bangun yang dalam fakta soal cerita. Kesulitan ini disebabkan ketidakcermatan siswa dalam menggali informasi (fakta) dalam soal. Scaffolding yang sesuai dengan kesulitan ini adalah (1) menanyakan kembali kebenaran apa yang ditulis (2) meminta siswa membaca kembali soal dengan cermat sehingga mampu menggali semua informasi dan memahami masalah dan (3) menanyakan kepada siswa ciri-ciri bangun yang dimaksud dalam soal (2) bagian 2 yaitu menyatakan fakta pada kalimat matematika dalam hal ini ditunjukkan dengan adanya kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan memahami masalah dan kesalahan dalam memahami rumus-rumus yang berkaitan dengan bangun dalam fakta soal. Scaffolding yang sesuai dengan kesulitan ini adalah (1) menanyakan kembali kebenaran apa yang ditulis (2) mengingatkan kembali rumus-rumus yang pernah dipelajari sebelumnya dengan meminta menyatakan fakta yang diketahui dan ditanyakan dalam soal dengan benar (3) menanyakan kaitan fakta yang diketahui dengan fakta yang ditanyakan dengan meminta mengkonstruksi fungsi yang akan diterapkan konsep turunan fungsi. (3) bagian 3 yaitu menggunakan dan mengaitkan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya dalam hal ini ditunjukkan dengan adanya kesalahan penerapan konsep turunan fungsi tidak menerapkan konsep turunan fungsi dalam menjawab pertanyaan soal dan tidak memahami tujuan aplikasi turunan fungsi pada soal cerita. Scaffolding yang sesuai dengan kesulitan ini adalah (1) mengingatkan dengan pertanyaan arahan tentang konsep fungsi naik fungsi turun fungsi stasioner dan syarat fungsi bernilai maksimum/minimum (2) memberikan arahan tentang tujuan aplikasi konsep turunan fungsi pada soal cerita (3) memberikan arahan hubungan nilai optimum suatu fungsi dengan nilai optimum yang ada dalam soal cerita. (4) bagian 4 yaitu memeriksa kembali hasil perhitungan yang telah diperoleh dan mengkomunikasikan jawaban dalam hal ini ditunjukkan dengan siswa tidak menerapkan konsep turunan kedua fungsi untuk memeriksa kebenaran jawaban soal. Kesalahan ini terjadi karen siswa tidak memahami kegunaan dari konsep turunan kedua fungsi dalam soal cerita. Scaffolding yang sesuai dengan kesulitan ini adalah (1) menanyakan kembali kebenaran hasil yang telah diperolehnya (2) mengingatkan kembali konsep turunan kedua suatu fungsi dan kegunaannya dalam soal cerita.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 21 Jan 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/110279 |
Actions (login required)
View Item |