Yakin, Muhammad Hasan Ainul (2011) Diagnosis kesulitan siswa dalam menyederhanakan pecahan aljabar dan upaya mengatasinya dengan menggunakan scaffolding / Muhammad Hasan Ainul Yakin. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. H. Subanji S.Pd M.Si. (II) Dra. Santi Irawati M.Si Ph.D. Kata kunci diagnosis kesulitan siswa pecahan aljabar scaffolding. Salah satu tujuan penyajian mata pelajaran matematika menurut KTSP adalah agar peserta didik memiliki kemampuan menalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah dan meng-komunikasikan ide (BSNP 2006 438). Untuk mencapai tujuan kurikulum nasional berbagai macam pendekatan pembelajaran saat ini dikembangkan. Salah satu diantaranya adalah pendekatan konstruktivis. Pandangan konstruktivis dalam pembelajaran menyatakan bahwa anak mengkonstruksi sistem pengertian dan pemahamannya sendiri. Sedangkan menurut Vygotsky (dalam Slavin 2008 60) seorang anak akan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang berada dalam Zone of Proximal Development (ZPD) apabila mendapat bantuan teman atau orang dewasa yang lebih kompeten. Berkaitan dengan ide ZPD tersebut Slavin (2000 46) mengatakan bahwa pendekatan pembelajaran Vygotsky menekankan pada Scaffolding. Scaffolding dalam penelitian ini merupakan bantuan secukup-nya untuk siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah di dalam ZPD-nya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji kesulitan siswa dalam me-nyelesaikan masalah dan upaya membantunya dengan menggunakan scaffolding. Masalah yang digunakan adalah delapan soal yang terkait dengan pecahan aljabar. Pemberian scaffolding dalam penelitian ini mengacu pada tiga tingkat scaffolding yang dikemukakan Anghileri (2006). Hasil penelitian menemukan bahwa kesulitan siswa dalam menyederhana-kan pecahan aljabar terletak pada ketidakmampuan dalam memfaktorkan. Siswa cenderung membagi langsung suku pembilang dan penyebut tanpa memahami konsepnya. Upaya mengatasi kesulitan siswa dalam memfaktorkan bentuk linear dapat dilakukan dengan mengingatkan kembali tentang Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) sedangkan untuk mengatasi kesulitan dalam memfaktorkan bentuk kuadrat dapat dimulai dari mengalikan suku dua kemudian menemukan ciri-cirinya. Agar siswa tidak melakukan cara membagi langsung lagi dapat memberikan konflik kognitif yaitu meminta untuk menentukan hasil sebenarnya dan hasil dengan caranya jika mengganti variabel dengan suatu bilangan. Berdasarkan temuan pada penelitian ini disarankan kepada guru untuk melakukan diagnosis terhadap kesulitan yang dialami siswa sehingga dapat memberikan bantuan yang diperlukan siswa. Untuk melaksanakan pembelajaran guru hendaknya selalu memikirkan dan merencanakan agar dalam pembelajaran siswa dapat menggunakan dan menghubungkan kemampuan apa yang telah dipelajari dan dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang akan dipelajarinya. Kajian dalam penelitian ini masih terbatas untuk itu perlu adanya penelitian dengan kajian yang lebih mendalam dengan masalah yang diangkat penulis maupun masalah yang lain.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 26 Jul 2011 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2011 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/110218 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |