Alamsyah (2019) Tindak tutur kekuasaan kepala sekolah pada rapat dinas sekolah / Alamsyah. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
RINGKASAN Alamsyah. 2019. Tindak Tutur Kekuasaan Kepala Sekolah pada Rapat Dinas Sekolah. Tesis Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. H. Suparno (II) Dr. Sunaryo HS. S.H. M.Hum. Kata kunci tindak tutur kekuasaan kepala sekolah rapat dinas sekolah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan tujuan atau pesan kepada orang lain. Bahasa sering digunakan sebagai perwujudan kekuasaan antara yang menguasai dan yang dikuasai. Tindak turu kekuasaan merupakan kemampuan individu untuk mengontrol sikap individu lain melalui bahasa. Pengaruh profesi atau pekerjaan penutur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sehingga terjadi praktik kekuasaan yang tercermin dalam proses tindak tutur. Tindak tutur kekuasaan yang menarik untuk dikaji adalah tindak tutur kekuasaan di dunia pendidikan. Tindak Tutur kekuasaan yang dimaksud ialah tindak tutur kekuasaan kepala sekolah yang memiliki posisi tertinggi di sekolah pada rapat perihal pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS). Tindak tutur kekuasaan yang disampaikan kepala sekolah pada rapat dinas sekolah tidak keluar begitu saja tanpa ada makna dan maksud. Akan tetapi mengandung unsur kekuasaan (power) yang terwujud dalam tuturannya. Kepala sekolah menggunakan kekuasaannya melalui bahasa pada rapat dinas sekolah untuk memastikan MBS di sekolah yang dipimpin berjalan sesuai dengan aturan yang ada Fokus penelitian untuk mengungkapkan (1) wujud tindak tutur kekuasaan kepala sekolah pada rapat dinas sekolah (2) fungsi tindak tutur kekuasaan kepala sekolah pada rapat dinas sekolah dan (3) strategi tindak tutur kekuasaan kepala sekolah pada rapat dinas sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif dan menggambarkan realitas yang alamiah dalam hal ini mendeskripsikan tindak tutur kekuasaan kepala sekolah pada rapat dinas sekolah. Analisis pragmatik berupa tindak tutur kepala sekolah dengan guru dan staf pada rapat dinas sekolah. Penelitian ini menggunakan proses tindak tutur Saerle yaitu tindak lokusi tindak ilokusi dan tindak perlokusi untuk menganalisis hubungan teks dan konteks yang difokuskan pada elemen-elemen linguistik dan konteks tuturan kepala sekolah pada saat rapat dinas sekolah. Data penelitian ini berupa penggalan tuturan yang mengandung tindak tutur kekuasaan kepala sekolah pada rapat dinas sekolah. Data diambil dari hasil transkripsi rekaman video dan audio kepala sekolah guru dan staf pada rapat dinas sekolah. Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu (1) rekaman interaksi verbal dalam bentuk video dan audio kepala sekolah guru dan staf pada saat rapat dinas sekolah di negeri maupun swasta (2) berupa transkripsi tuturan interaksi verbal dalam bentuk video dan audio kepala sekolah guru dan staf pada rapat dinas sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kehadiran peneliti pada saat pengambilan data di sekolah yang sudah ditentukan perekaman proses rapat dinas sekolah dalam bentuk video dan audio pencatatan lapangan pada saat proses perekaman berlangsung wawancara peserta rapat guna mendapatkan informasi yang mendalam dan transkripsi data dari video dan audio dalam bentuk teks. Tahapan analisis data dilakukan dengan tiga tahap yaitu (1) reduksi data (2) penyajian data (3) verifikasi dan penarikan kesimpulan. Pertama tahap reduksi data tahap ini meliputi identifikasi klasifikasi dan kodifikasi. Tahap identifikasi data dilakukan dengan memilih dan menyeleksi sumber data yang sesuai dengan kriteria. Kriteria data tersebut yaitu tuturan kepala sekolah pada saat rapat dinas sekolah dan tuturan dapat terdengar dengan jelas saat proses transkrip data. Tahap selanjutnya adalah klasifikasi data. Pengklasifikasian data dilakukan berdaraskan wujud fungsi dan strategi tindak tutur kekuasaan kepala sekolah yang digunakan. Tahap terakhir kodifikasi atau pengkodean. Kedua tahap penyajian data tahap ini dilakukan setelah data dikategorikan atau dikelompokkan menurut tanggal pengambilan rekaman berdasarkan jenjang pendidikan. Kemudian data dianalisis berdasarkan dengan fokus penelitian yaitu representasi wujud fungsi dan strategi tindak tutur kekuasaan kepala sekolah pada rapat dinas sekolah. Penyajian data dalam penelitian ini dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Ketiga tahap penarikan simpulan. Penarikan simpulan akan diketahui apakah benar-benar tuturan kepala sekolah pada saat rapat mengandung wujud fungsi dan strategi kekuasaan yang digunakan kepala sekolah pada rapat dinas sekolah. Hasil penelitian memaparkan bahwa wujud tindak tutur kekuasaan Kepala sekolah yang ada yaitu (1) tuturan asertif terdapat dua belas tuturan (2) tuturan direktif terdapat lima puluh satu tuturan dan (3) tuturan ekspresif terdapat delapan tuturan. Selanjutnya wujud tindak tutur kekuasaan yang tidak ada yaitu tuturan komisif dan tuturan deklaratif. Tuturan komisif dan deklaratif tidak digunakan dikarenakan posisi kepala sekolah bersifat kontroling dan komando secara fungsional tidak sebagai seseorang yang memberikan penawaran dan memberikan hukuman atau bahkan memecat. Fungsi tindak tutur kekuasaan Kepala sekolah pada rapat dinas sekolah yaitu (1) tuturan asertif yang meliputi tuturan menyarankan terdapat tujuh tuturan tuturan mengeluh terdapat dua tuturan dan tuturan menentukan terdapat tiga tuturan. Adapun tuturan asertif yang tidak terepresentasi yaitu tuturan menyatakan tuturan membual dan tuturan mengklaim (2) tuturan direktif yang meliputi tuturan memesan terdapat satu tuturan tuturan memerintah terdapat empat puluh satu tuturan tuturan memohon terdapat satu tuturan tuturan menasehati terdapat tujuh tuturan dan tuturan merekomendasikan terdapat satu tuturan dan (3) tuturan ekspresif yang meliputi tuturan memberi selamat terdapat satu tuturan dan tuturan menyalahkan terdapat tujuh tuturan. Adapun tuturan ekspresif yang tidak terdapat yaitu tuturan berterima kasih tuturan meminta maaf tuturan memuji dan tuturan berbelasungkawa. Fungsi tindak tutur kekuasaan kepala sekolah ada rapat dinas sekolah yang juga tidak ada yaitu tuturan komisif yang meliputi berjanji bersumpah dan menawarkan sesuatu. Kemudian tuturan deklaratif yang meliputi berpasrah memecat memberi nama mengangkat mengucilkan dan menghukum. Strategi tuturan yang digunakan cuma satu yaitu stategi tuturan langsung dari tujuh strategi. Dominasi tuturan langsung yang digunakan oleh kepala sekolah pada rapat dinas sekolah karena konteks rapat yang terjadi untuk membahas proses jalannya manajamen sekolah yang sudah direncanakan dan masing-masing sudah ada yang bertanggung jawan atas tugas tersebut.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 01 Aug 2019 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2019 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/109328 |
Actions (login required)
View Item |