Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV melalui pendekatan pakem di SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul kota Blitar / Dista Sovia Anggraini - Repositori Universitas Negeri Malang

Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV melalui pendekatan pakem di SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul kota Blitar / Dista Sovia Anggraini

Anggraini, Dista Sovia (2010) Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV melalui pendekatan pakem di SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul kota Blitar / Dista Sovia Anggraini. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN PAKEM DI SDN BENDO 2 KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR Dista Sovia Anggraini Abstract This research is aimed to to describe and to know the application of PAKEM approach at the fraction increment and and to describe and to know the increase of mathematics achievement about fraction increment and decrease subject of the fourth grade. This research uses classroom action research descriptive qualitative approach with collaboration participation model. The subject of this research is the fourth grade students. The result of this research shows the application to the PAKEM approach to the fourth grade student s mathematic subject is very good. It is supported and indicated by all of the PAKEM aspects have been full filled as long as teaching learning process. It is also follows by significant increase of the student s achievement. Kata Kunci Hasil Belajar Matematika Pendekatan PAKEM Pembelajaran matematika operasi hitung bilangan di sekolah dasar berbeda dengan di sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Bila pembelajaran operasi hitung bilangan di sekolah lanjutan dan perguruan tinggi bersifat deduktif dan formal maka pembelajaran operasi hitung bilangan di SD bersifat induktif. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan objek konkrit di lingkungan siswa. Dengan melalui pengamatan pada objek konkrit di lingkungannya siswa dapat memecahkan masalah berkaitan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengalaman yang dilakukan terhadap proses pembelajaran matematika yang berlangsung di SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar diperoleh hasil yang kurang memuaskan yaitu dari 30 siswa hanya 8 siswa saja yang nilainya dapat mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) atau 61 79 sedangkan 28 siswa lainnya masih belum dapat mencapai KKM atau 61 79. Hal ini dikarenakan (1) guru menunjukkan contoh-contoh pengerjaan bilangan secara langsung dan cepat di papan tulis tanpa memberitahukan tahapan-tahapan pengerjaannya dan kemudian siswa diberikan soal latihan (2) siswa belum paham betul materi sebelumnya (3) siswa jarang sekali bertanya pada guru tentang materi yang belum mereka kuasai (4) tidak tampak siswa mengungkapkan gagasannya (5) suasana belajar yang tercipta di dalam kelas kurang menyenangkan dan beberapa siswa terlihat tegang dalam menerima pelajaran dan (6) guru mengabaikan pengetahuan siswa sebelumnya. Rumusan masalah yang ditentukan adalah (1) bagaimana penerapan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran Matematika tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar dan (2) bagaimana peningkatan hasil belajar Matematika tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan melalui pendekatan PAKEM di kelas IV SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Tujuan yang diharapkan adalah (1) untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran Matematika tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar dan (2) untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar Matematika tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan melalui pendekatan PAKEM di Kelas IV SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Pengertian Matematika Herman Hudoyo (1994 4) menjelaskan bahwa matematika itu berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya didasarkan sistem deduktif berpangkal dari pengertian dasar yang tidak didefinisikan kemudian diturunkan dalam aksioma-aksioma yang dikembangkan dan akhirnya menghasilkan teorema-teorema yang dibuktikan berdasarkan teorema definisi terdahulu. Dengan demikian dapat diketahui bahwa matematika berasal dari ide-ide yang abstrak yang tersusun secara runtut dan penalarannya didasarkan pada pemikiran yang dimulai dari cara berpikir umum ke khusus kemudian dikem-bangkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian yang akhirnya menghasilkan teori yang dibuktikan berdasarkan teori terdahulu. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut (1) bilangan (2) Geometri dan pengukuran serta (3) Pengolahan data (Depdiknas 2006 35). Cakupan bilangan antara lain bilangan dan angka perhitungan serta perkiraan. Cakupan geometri antara lain bangun dua dimensi tiga dimensi transformasi simetri lokasi dan susunan berkaitan dengan koordinat. Cakupan pengukuran berkaitan dengan perbandingan kuantitas suatu objek penggunaan satuan ukuran dan pengukuran. Hakikat PAKEM Sekolah dapat dimisalkan sebagai suatu pabrik yang menghasilkan suatu hasil. Sebagai suatu pabrik sekolah menerima masukan/bahan mentah yaitu calon siswa. Calon siswa tersebut diolah melalui proses pembelajaran agar menjadi hasil atau lulusan yang baik. Dengan demikian bagian proses inilah yang sangat penting sehingga dari waktu ke waktu dicermati untuk terus ditingkatkan kualitasnya. Pengelolaan pengembangan dan penerapan PAKEM dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan keyakinan akan meningkatkan mutu hasil lulusan. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. calon siswa lulusan Menurut Oemar Hamalik (1994 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran . Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa guru dan tenaga lainnya misalnya tenaga perpustakaan. Material antara lain buku-buku papan tulis dan kapur tulis. Fasilitas dan perlengakapan antara lain ruang kelas dan komputer. Prosedur antara lain jadwal dan metode penyampaian informasi praktik belajar dan ujian. Berbicara tentang pembelajaran menurut Supriono dan Ahmad Sapari (2001 21) menyatakan bahwa pembelajaran tidak akan lepas dengan pengalaman belajar yang mesti diberikan kepada peserta didik agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup maupun untuk meningkatkan kualitas dirinya sehingga mampu menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat (life long education) . Dengan demikian maka pembelajaran tidak akan lepas dengan pengalaman-pengalaman belajar siswa terdahulu dengan pengalaman belajar saat ini dan hal itu sangat berhubungan satu sama lain. Pengalaman belajar tersebut diberikan kepada siswa agar siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk hidupnya kelak sehingga belajar akan terus dilaksanakan sepanjang hayat. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang berguna untuk masa depan siswa. Tetapi banyak siswa beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi guru untuk dapat menciptakan pembelajaran yang baik sehingga dapat membuat siswa tidak lagi menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Menurut Tim Penyusun (2005 54) secara umum PAKEM dapat digambar-kan sebagai berikut Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa seperti aktif dalam memantau kegiatan belajar siswa memberikan pertanyaan yang menantang memberi umpan balik dan mempertanyakan gagasan siswa. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan pembelajaran yang beragam serta dapat menciptakan alat bantu belajar sederhana. Efektif bilamana pembelajaran yang dilaksanakan mencapai tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat menguasai dan memperoleh ketrampilan yang diperlukan dari tujuan ketrampilan pembelajaran tersebut. Menyenangkan adalah suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu dan pusat perhatiannya tinggi serta pembelajaran yang dapat memungkinkan siswa untuk berani mencoba/berbuat berani bertanya berani mengemukakan pendapat/gagasan dan berani mempertanyakan gagasan orang lain. Pernyataan di atas merupakan tujuan penerapan PAKEM dari segi guru. Sebagai seorang guru dalam menerapkan PAKEM hendaknya memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan dalam penerapan PAKEM dan sebisa mungkin menciptakan suatu kondisi belajar mengajar yang sesuai dengan hakikat PAKEM. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator yang bertugas memberikan kemudah-an bagi siswanya. Peran aktif dari siswa tersebut sangat penting yaitu untuk membentuk generasi yang kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang ber-guna baik berguna untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam PAKEM juga menuntut adanya kreatifitas guru dalam menciptakan pembelajaran yang beragam. Guru yang kreatif salah satu contohnya dalam pembelajaran dapat me-manfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Misalnya Koran lingkungan sekitar orang tua atau tokoh masyarakat. Hal itu dapat di-wujudkan dengan adanya pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar siswa. Dengan demikian maka pem-belajaran yang berlangsung akan menarik keaktifan siswa dapat mengembangkan kreatifitas siswa dan menyenangkan bagi semua siswa karena banyaknya sumber belajar yang bisa dimanfaatkan secara kreatif oleh guru. Hasil karya siswa dapat dipasang dan dipamerkan sebagai bukti dari kreatifitas dan ketrampilan siswa. Selain itu hasil karya siswa tersebut merupakan bagian dari kegiatan akhir pem-belajaran yang telah dilakukan dan dapat disimpan anak sebagai wujud laporan kepada orang tua selain rapor sekolah. Menurut pembelajaran PAKEM pembelajaran yang baik adalah pem-belajaran yang didalamnya mengandung keaktifan siswa. Tim Penyusun (2005 54) menjelaskan secara umum PAKEM dari segi siswa dapat digambarkan sebagai berikut Aktif dimaksudkan sebagai kegiatan siswa terlibat aktif dalam mengemukakan pertanyaan mengemukakan gagasan mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya. Kreatif artinya siswa kreatif merancang membuat sesuatu melaporkan dan sebagainya. Efektif dari segi siswa dimaksudkan bahwa siswa memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan. Menyenangkan dari segi siswa maksudnya siswa berani mencoba berani bertanya berani mengemukakan gagasan berani mempertanyakan gagasan orang lain senang dalam melakukan kegiatan sehingga terdorong untuk belajar terus sepanjang hayat dan mandiri. Dengan siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran secara langsung maka pembelajaran tersebut akan bermakna bagi siswa dan siswa akan terus mengingat dari apa yang telah dipelajarinya. Dengan demikian konsep-konsep yang telah dipelajari oleh siswa akan tertanam dalam pikiran siswa sehingga siswa tidak mudah lupa. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif jenis penelitian tindakan kelas dengan model kolaboratif partisipatoris. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV. Lokasi penelitian adalah kelas IV SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar yang beralamat di Jl. Cimedang no.37 Kelurahan Bendo Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap 2009-2010 SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan mulai bulan Desember 2009 hingga terselesaikannya penelitian yaitu bulan April 2010. Berdasarkan pendekatan dan jenis penelitian maka kehadiran peneliti di lapangan sangat diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru (pengajar) dan dibantu oleh mitra peneliti yaitu guru kelas IV yang bertindak sebagai pengamat (observer). Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan 4 cara yaitu observasi wawancara tes dan dokumentasi. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan dilakukan dengan cara (1) membandingkan data hasil pengamatan dan data hasil wawancara (2) membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pekerjaan siswa (3) konsultasi dengan dosen pembimbing yang dimaksudkan untuk memperoleh masukan tentang rancangan pembelajaran proses pelaksanaan dan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Selanjutnya penggunaan teknik pengecekan dengan mitra peneliti (diskusi) bertujuan untuk membicarakan proses yang dilakukan dalam tindakan maupun tentang hasil penelitian. HASIL Berikut ini adalah rekapitulasi hasil kegiatan pembelajaran pada tahap pra tindakan siklus I dan siklus II. Peningkatan terhadap hasil belajar siswa pada tahap pra tindakan siklus I dan siklus II sangat terlihat. Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Kegiatan Pembelajaran Pada Pra Tindakan Siklus I danSiklus II. Tindakan Aspek Penilaian Pra Tindakan Siklus I Siklus II Evaluasi 26 67% 86 67% 100% Observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran - 92 08% 96 15% Observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran - 87 50% 95 83% Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa pada tahap pra tindakan guru tidak melakukan penilaian pada aktivitas guru dan siswa. Pada pra tindakan guru hanya mengajar dengan menggunakan buku paket tanpa media pembelajaran apapun. Sehingga di akhir pembelajaran diperoleh ketuntasan belajar siswa pada tahap pra tindakan adalah 26 67%. Pada kegiatan siklus I dan II selain penilaian evaluasi siswa di akhir pembelajaran juga diadakan penilian terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran oleh mitra peniliti sebagai observer. Hasil belajar siswa pada pra tindakan ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 60% atau dari 26 67% menjadi 86 67% dan hasil belajar pada silus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 13 33% atau dari 86 67% menjadi 100%. Penilaian aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 4 07% atau dari 92 08% menjadi 96 15%. Penilaian aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II juga meningkat yaitu sebesar 8 33% atau dari 87 50% menjadi 95 83%. PEMBAHASAN Penerapan Pendekatan PAKEM pada Mata Pelajaran Matematika Tentang Penjumlahan dan Pengurangan di Kelas IV SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar Pelaksanaan tindakan siklus I ini sudah dilakukan dengan menggunakan pendekatan PAKEM. Bahan yang diajarkan pada siklus I adalah standar kompetensi menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah kompetensi dasar penjumlahan pecahan. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi dan rekomendasi bersama guru mitra pada saat pra tindakan. Di awal pembelajaran guru mengucapkan salam doa absensi melakukan apersepsi menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Pada kegiatan inti guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk melakukan diskusi. Selanjutnya dengan panduan LKS dan media nyata berupa kertas lipat dan spidol siswa diminta untuk melakukan percobaan/pembuktian sendiri tentang penjumlahan pecahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Supriono dan Ahmad Sapari (2001 21) menyatakan bahwa pembelajaran tidak akan lepas dengan pengalaman belajar yang mesti diberikan kepada peserta didik agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup maupun untuk meningkatkan kualitas dirinya sehingga mampu menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat (life long education) . Selanjutnya siswa diminta untuk bersama anggota kelompoknya melakukan kegiatan tersebut. Namun kenyataannya belum keseluruhan anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik. Hal ini terjadi karena guru tidak menyampaikan petunjuk pengerjaan LKS secara klasikal di depan kelas. Beberapa siswa melamun dan ada pula yang ngobrol dengan teman disampingnya. Kemudian satu per satu perwakilan kelompok diminta untuk mengkomunikasikan/mempresentasikan hasil kerjanya di depan dan kelompok lain yang tidak maju diminta untuk menanggapi presentasi kelompok yang maju. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa yang belum mereka pahami dan membahas permasalahan tersebut secara klasikal. Ketika siswa diberi kesempatan bertanya tidak sedikit siswa yang mengangkat tangannya dan berani bertanya tentang apa yang belum mereka kuasai. Setelah semua siswa paham kemudian diberikan suatu permainan agar siswa lebih termotivasi atau semangat belajar. Siswa diminta untuk menggabungkan potongan-potongan nama dan menjumlahkan bilangan-bilangan pecahan yang ada pada potongan nama-nama itu. Siswa yang cepat dan benar dalam menyelesaikannya sebagai pemenangnya. Metode permainan dapat merangsang kreativitas siswa membuat suasana pembelajaran menjadi tidak membosankan dan meningkatkan kerjasama dalam kelompok. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Sadiman (2006 17) tentang fungsi permainan dalam pembelajaran yaitu untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan . Kegiatan seperti di atas sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Maryono (2005 11) yang menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi komponen PAKEM antara lain (1) siswa didorong untuk berani melakukan sesuatu antara lain melakukan pengamatan percobaan penyelidikan dan wawancara (2) adanya komunikasi yang baik dan (3) adanya interaksi yang baik dalam bentuk diskusi tanya jawab dan lempar perntanyaan. Sehingga dapat dilihat dengan jelas bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I ini sudah menerapkan 3 komponen PAKEM sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Bekti Maryono di atas. Hal ini didukung dengan hasil evaluasi siswa di akhir pembelajaran yaitu ketuntasan belajar individual sebesar 86 67%. Namun peneliti masih merasa perlu untuk melaksanakan pembelajaran siklus selanjutnya agar ketuntasan belajar individu siswa dapat mencapai hasil yang lebih maksimal. Untuk itu guru (peneliti) melaksanakan siklus lanjutan yaitu siklus II. Pada tindakan siklus II ini guru secara optimal mengusahakan agar pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PAKEM dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Semua aspek yang terdapat dalam PAKEM seperti aktif kreatif efektif dan menyenangkan diupayakan muncul pada pembelajaran siklus II ini. Pada siklus II ini aspek aktif sudah teramati dengan cukup baik. Siswa aktif dalam bertanya dan menanggapi setiap anggota kelompok sudah dapat bekerja sama dengan baik dengan sesama anggota kelompoknya. Aspek kreatif teramati dengan baik dimana siswa berani untuk melakukan atau mencoba sesuatu yaitu melakukan pembuktian tentang pengurangan dengan menggunakan media buah apel dan gambar tabung serta berani untuk melaporkan hasil kerjanya di depan kelas. Penggunaan media berupa benda nyata ini sangat cocok untuk mengajarkan matematika pada siswa kelas IV. Manfaat media ini selain untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi juga mempermudah siswa untuk menerima pelajaran. Manfaat lain dari media seperti yang dikemukakan oleh Sadiman dkk (2006 17) yaitu dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan) mengatasi sifat pasif anak didik menimbulkan kegairahan belajar dan memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. Aspek efektif teramati dengan cukup baik dimana siswa mempunyai bekal keterampilan untuk dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah berkaitan dengan pengurangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun efektif dari segi guru seperti pengelolaan kelas masih kurang. Aspek menyenangkan sudah muncul dengan baik. Selama pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang takut lagi untuk bertanya dan tidak malu-malu lagi ketika diminta untuk melaporkan hasil kerjanya. Siswa merasa senang selama pembelajaran apalagi saat tiba waktu permainan. Semua siswa antusias untuk melakukan permainan. Tim Penyusun (2005 54) menjelaskan secara umum PAKEM digambarkan sebagai berikut Aktif dimaksudkan sebagai kegiatan siswa terlibat aktif dalam mengemukakan pertanyaan mengemukakan gagasan mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya. Kreatif artinya siswa kreatif merancang membuat sesuatu melaporkan dan sebagainya. Efektif dimaksudkan bahwa siswa memliki berbagai keterampilan yang diperlukan. Menyenangkan maksudnya siswa berani mencoba berani bertanya berani mengemukakan gagasan berani mempertanyakan gagasan orang lain senang dalam melakukan kegiatan sehingga terdorong untuk belajar terus sepanjang hayat dan mandiri. Maka sesuai dengan hal di atas penerapan PAKEM pada siklus II ini sudah sangat baik. Hal ini ditunjang dengan hasil evaluasi siswa diakhir pembelajaran mencapai ketuntasan belajar individual dengan sangat baik yaitu 100%. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Melalui Pendekatan PAKEM di Kelas IV SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dengan membandingkan hasil belajar siswa (tes akhir) pada pra tindakan siklus I dan Siklus II. Menurut Djamarah dkk (2006 105) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Berikut rekapitulasi hasil belajar siswa pada pra tindakan siklus I dan siklus II untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IVdengan menerapkan pendekatan PAKEM. Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Pra Tindakan Siklus I dan Siklus II No Nama Siswa Hasil Belajar Pra Tindakan Siklus I Siklus II 1. Fredy Wiyanto 70 80 100 2. Wahyu Agung Nugroho 40 40 100 3. Ristia Mery Aprilia 50 80 100 4. Nita Dwijayanti 50 80 80 5. Sandu Bachtiar Rahman 55 100 100 6. Aditia Dwi Sukma P 50 100 80 7. Ageta Verta Yanggara 2 5 100 100 8. Alvian Dwi Gantara 50 100 100 9. Andini 47 5 80 80 10. Apriliani Nurma Putri 25 100 80 11. Dyah Ayu Kharisma Sri D 100 100 80 12. Dyah Safitriani 0 70 90 13. Elizabeth Angel Christina 65 100 100 14. Fita Kusuma Mukholifah 90 100 90 15. Hendrikus Valentino 50 80 100 16. Heni Rahmatul Cholifah 80 100 100 17. M. Azmi Ash Shidiqi 45 100 100 18. M. Iqbal Ismuhadi 45 90 100 19. M. Nasyir 55 30 100 20. M. Sirojul Umam 45 100 100 21. Roby Valazona 50 100 100 22. Sifa Aisyah 70 100 100 23. Ulfa Ana Ronijar 45 80 100 24. Vioni Rahayu 90 100 80 25. Yeni Ulfa Riana 70 100 100 26. Mega Sofiana Dewi 10 20 100 27. Ananda Lahiri Ridho M 45 100 70 28. Satria Yongky Ghozali 50 80 80 29. Muchammad Saiful 55 40 80 30. Sima Ayunina 50 100 80 Jumlah 1550 2550 2770 Rata-rata 51 67 85 92 33 Jumlah siswa tuntas 8 26 30 Jumlah siswa belum tuntas 22 4 0 % Ketuntasan 26 67% 86 67% 100% Kriteria Tingkat Keberhasilan Kurang Baik Sangat Baik Sangat Baik Tabel diatas menginformasikan bahwa ada perubahan nilai dalam belajar yang meningkat terhadap hasil belajar siswa. Pada pra tindakan hanya 8 siswa yang tuntas belajar dan 22 siswa lainnya belum tuntas belajar. Siswa yang tuntas belajar adalah siswa yang nilainya mencapai KKM yaitu Fredy Wiyanto Dyah Ayu K Elizabeth Angel Fita Kusuma M Heni Rahmatul C Sifa Aisyah Vioni Rahayu dan Yeni Ulfa Riana. Pada siklus I menunjukkan peningkatan hasil belajar yang tajam. Dari 30 siswa terdapat 26 siswa tuntas belajar dan 4 siswa saja masih belum tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas diantaranya Wahyu Agung N M.Nasyir Mega Sofiana D dan Muhammad Saiful. Pada siklus II keseluruhan siswa sudah tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar pada pra tindakan ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 60% atau dari 26 67% (8 siswa tuntas belajar) menjadi 86 67% (26 siswa tuntas belajar). Persentase ketuntasan belajar pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 13 33% atau dari 86 67% (26 siswa tuntas belajar) menjadi 100% (30 siswa tuntas belajar). Sehingga kriteria tingkat keberhasilan yang semula pada pra tindakan kurang baik meningkat pada siklus I dengan kriteria sangat baik begitu juga pada pembelajaran pada siklus II yang menunjukkan kriteria tingkat keberhasilan sangat baik pula. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PAKEM. Pembelajaran dengan pendekatan PAKEM merupakan pembelajaran yang cocok diterapkan di Kelas IV SDN Bendo 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar karena pendekatan PAKEM menjasikan suasana belajar yang lebih efektif anak menjadi lebih kritis dan kreatif pada pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Tim Penyusun (2005 55) yang menyatakan bahwa PAKEM dapat menciptakan suasana dan pengalaman belajar lebih bervariasi dapat meningkatkan emosional/sosial sehingga meningkatkan produktivitas siswa tinggi yang siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Kependidikan Sekolah Dasar & Prasekolah (KSDP) > S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 07 Jun 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/103194

Actions (login required)

View Item View Item