Nabilah, Septa Widya Etika Nur Imaya (2017) Bentuk-bentuk penolakan verbal dalam Bahasa Indonesia mahasiswa Asean Studies Universitas Walailak Thailand tahun 2016 / Septa Widya Etika Nur Imaya Nabilah. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Nabilah Septa Widya Etika Nur Imaya. 2017. Bentuk-bentuk Penolakan Verbal dalam Bahasa Indonesia Mahasiswa ASEAN Studies Universitas Walailak Thailand Tahun 2016. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing Dr. Gatut Susanto M.M. M.Pd. Kata Kunci bentuk penolakan verbal bahasa Indonesia mahasiswa ASEAN Studies Bentuk-bentuk penolakan merupakan tuturan pengingkaran atau tidak setuju atau reaksi negatif terhadap suatu ajakan permintaan atau tawaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi (1) bentuk-bentuk penolakan verbal berbahasa Indonesia dalam komunikasi formal mahasiswa ASEAN Studies Universitas Walailak Thailand tahun 2016 dan (2) bentuk-bentuk penolakan verbal berbahasa Indonesia dalam komunikasi informal mahasiswa ASEAN Studies Universitas Walailak Thailand tahun 2016 yang masing-masing berkaitan dengan (a) penggunaan kata tidak atau padanannya (b) pemberian alasan penolakan (c) penggunaan syarat atau kondisi sebagai pengganti penolakan (d) penggunaan usul atau pilihan lain (e) penggunaan ucapan terima kasih sebagai pengganti penolakan (f) penggunaan komentar sebagai penolakan dan (g) penggunaan isyarat penolakan atau penolakan nonverbal. Penelitian ini penting karena memiliki subjek penelitian yang berbeda dari penelitian lain yaitu mahasiswa asing khususnya mahasiswa Thailand yang belajar bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti menggunakan metode observasi partisipan untuk mengetahui bentuk-bentuk penolakan verbal dalam bahasa Indonesia mahasiswa ASEAN Studies sesuai konteks dan pesan yang ingin disampaikan. Sumber data utama dalam penelitian ini berasal dari rekaman percakapan antarmahasiswa untuk meneliti bentuk-bentuk penolakan verbal berbahasa Indonesia dalam komunikasi informal. Juga terdapat sumber data tambahan yaitu instrumen berupa angket yang berjudul Bentuk-bentuk Penolakan dalam Komunikasi Formal dan Informal Mahasiswa ASEAN Studies Tahun 2016 untuk meneliti bentuk-bentuk penolakan verbal berbahasa Indonesia dalam komunikasi formal. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah ditemukan masing-masing lima bentuk penolakan menurut Kartomihardjo (1990) dalam (1) bentuk-bentuk penolakan verbal berbahasa Indonesia dalam komunikasi formal mahasiswa ASEAN Studies Universitas Walailak Thailand tahun 2016 dan (2) bentuk-bentuk penolakan verbal berbahasa Indonesia dalam komunikasi informal mahasiswa ASEAN Studies Universitas Walailak Thailand tahun 2016. Kelima bentuk penolakan tersebut antara lain (a) penggunaan kata tidak atau padanannya (b) pemberian alasan penolakan (c) penggunaan syarat atau kondisi sebagai pengganti penolakan (d) penggunaan usul atau pilihan lain dan (e) penggunaan komentar sebagai penolakan. Kelima bentuk tersebut masing-masing ditemukan pada komunikasi formal maupun informal. Ada dua kesimpulan yang didapat. Pertama kesimpulan yang didapat dari bentuk-bentuk penolakan dalam verba bahasa Indonesia pada komunikasi formal. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden cenderung menggunakan ungkapan maaf seperti mohon maaf maaf ya dan maaf dosen . Selain itu responden lebih sering mengemukakan alasan penolakan. Kebanyakan alasan yang muncul berupa alasan ada kuliah sehingga tidak bisa menolong. Penggunaan alasan juga lebih sering diikuti dengan pemberian usul atau alternatif lain. Penggunaan alasan tidak hanya ditemukan pada bentuk penolakan yang menggunakan alasan tetapi juga ditemukan dalam bentuk penolakan lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden berusaha menyatakan rasa simpati sebagai bentuk menghargai lawan tutur. Kedua kesimpulan yang didapat dari bentuk-bentuk penolakan dalam verba bahasa Indonesia pada komunikasi informal. Pada situasi informal responden tetap menggunakan kata tidak dalam memberikan bentuk penolakan langsung dengan menggunakan kata tidak atau padanannya. Tidak satupun ditemukan penggunaan padanan kata tidak dalam komunikasi informal seperti kata nggak ndak dan lain-lain. Selain penggunaan kata tidak penggunaan kata yang lain juga menggunakan bentukan formal. Hal tersebut disimpulkan karena yang mereka dapatkan atau yang sudah mereka pelajari adalah bentukan formal. Dalam jawaban yag ditemukan banyak sekali kalimat yang berdiksi formal. Berdasarkan hasil penelitian terdapat saran yang ditujukan kepada tiga pihak. Pertama bagi peneliti selanjutnya agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai tolak ukur untuk meneliti bentuk-bentuk penolakan mahasiswa asing khususnya mahasiswa Thailand dengan cara mengembangkan ragam situasi dalam istrumen tanpa terpaku dengan formal tidaknya komunikasi. Kedua bagi pengajar BIPA diharapkan untuk mengembangkan proses belajar mengajar (PBM) yang memungkinkan pebelajar mendapatkan bentuk-bentuk penolakan yang beragam berdasarkan konteks dan situasi yang berbeda-beda. Ketiga bagi pebelajar BIPA khususnya yang berasal dari Thailand penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan terkait dengan bentuk-bentuk penolakan yang digunakan untuk merespon ajakan tawaran maupun permintaan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 19 Oct 2017 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2017 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/10131 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |