Sulaiman, Bilal Zavanna (2013) Hubungan persepsi kesesakan (crowding) dan kematangan emosi dengan disiplin berlalu lintas pada remaja akhir SMAN 1, SMAN 3, dan SMAN 4 Kota Malang / Bilal Zavanna Sulaiman. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata Kunci persepsi kesesakan (crowding) kematangan emosi disiplin berlalu lintas remaja akhir. Remaja akhir dalam rentang usia 17-21 tahun di Kota Malang menyumbang angka korban kecelakaan tertinggi. Salah satu faktor penyebab kecelakaan adalah karena kesesakan dan kelalaian manusianya sendiri serta rendahnya tingkat kematangan emosi remaja akhir yang berujung pada kurangnya kesadaran untuk disiplin berlalu lintas. Persepsi Kesesakan (crowding) itu merupakan persepsi subjektif seseorang terhadap jumlah orang yang terlalu banyak dalam ruang tertentu. Sedangkan kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan perkembangan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan persepsi kesesakan (crowding) dan kematangan emosi dengan disiplin berlalu lintas pada remaja akhir SMAN 1 SMAN 3 dan SMAN 4 Kota Malang. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional.Subjek penelitian ini adalah pelajar SMA yang masuk kriteria remaja akhir di SMAN 1 SMAN 3 SMAN 4 dengan total 120 subjek dari ketiga sekolah tersebut. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala persepsi kesesakan skala kematangan emosi dan skala disiplin berlalu lintas. Skala persepsi kesesakan terdiri dari 15 aitem dengan reliabilitas 0 743lalu skala kematangan emosi terdiri dari 35 aitem dengan reliabilitas 0 903 dan skala disiplin berlalu lintas terdiri dari 40 aitem dengan reliabilitas 0 905. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi product moment pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persepsi kesesakan (crowding) tidak memiliki hubungan dengan disiplin berlalu lintas. (2)Kematangan emosi memiliki hubungan positif dengan disiplin berlalu lintas. (3) Secara keseluruhan persepsi kesesakan (crowding) dan kematangan emosi sebagai variabel bebas tidak dilakukan pengukuran dengan disiplin berlalu lintas sebagai variabel terikat karena variabel persepsi kesesakan (crowding) menunjukkan tidak memiliki hubungan dengan variabel disiplin berlalu lintas. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan (1) Bagi Sekolah untuk membentuk kematangan emosi remaja yang sesuai usianya itu pendidikan karakter perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah (2) Orang tua sebaiknya ikut berperan aktif dalam perkembangan masa remaja anak-anaknya agar dapat membentuk karakter dan kepribadian yang baik sesuai tingkat kematangan emosinya. (3) Bagi subjek penelitian perlu kesadaran akan tingkat emosi dirinya sendiri agar bisa menyikapi kesesakan berlalu lintas di Kota Malang. (4) Bagi peneliti selanjutnya yang menjadikan penelitian ini sebagai acuan dan referensi sehingga hasil penelitian menjadi lebih detail dan akurat hendaknya membuat instrumen penelitian dengan jumlah pernyataan yang lebih cermat dan tepat.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Psikologi (FPsi) > Departemen Psikologi (PSi) > S1 Psikologi |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 28 May 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/100860 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |