Strategy penyelesaian konflik pembagian harta warisan antakerabat dalam taneyan lanjang di Madura / Mery Atika - Repositori Universitas Negeri Malang

Strategy penyelesaian konflik pembagian harta warisan antakerabat dalam taneyan lanjang di Madura / Mery Atika

Atika, Mery (2010) Strategy penyelesaian konflik pembagian harta warisan antakerabat dalam taneyan lanjang di Madura / Mery Atika. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata kunci strategi penyelesaian konflik harta warisan kerabat taneyan lanjang Tatanan rumah pada pemukiman tradisional Madura yang lazim disebut taneyan lanjang adalah salah satu contoh hasil olah budaya yang lebih didasarkan kepada makna yang mendasari pola pemikiran masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai kekerabatan. Taneyan Lanjang merupakan suatu kumpulan rumah yang terdiri atas keluarga- keluarga yang mengikatnya. Satu kelompok rumah terdiri atas 2 sampai 10 rumah atau dihuni sepuluh keluarga yaitu keluarga batih yang terdiri dari orang tua anak cucu cicit dan seterusnya. Jadi hubungan keluarga kandung merupakan ciri khas dari kelompok ini. Terkait dengan pembagian harta warisan keberadaan taneyan lanjang justru menjadi indikator kerentanan munculnya konflik antar kerabat. Konflik pembagian harta warisan antar kerabat sulit dielakkan apalagi dalam kehidupan bersama dalam taneyan lanjang namun dapat dicegah ataupun bila telah terlanjur terjadi dapat diatasi dengan stategi yang tepat. Konflik sendiri bukanlah sesuatu yang harus dihindari. Dengan strategi penyelesaian konflik yang tepat pihak konflik dapat memperoleh dampak positif terutama terhadap selamatnya hubungan kekerabatan dalam taneyan lanjang itu sendiri. Fokus dalam penelitian ini adalah (1) Bentuk konflik pembagian harta warisan antar kerabat dalam taneyan lanjang (2) Motif dan sumber penyebab konflik pembagian harta warisan antar kerabat dalam taneyan lanjang (3) Pihak-pihak yang terlibat konflik pembagian harta warisan antar kerabat dalam taneyan lanjang (4) Bentuk-bentuk strategi penyelesaian konflik pembagian harta warisan antar kerabat dalam taneyan lanjang dan (5) Dampak-dampak yang timbul dari penerapan strategi penyelesaian konflik pembagian harta warisan yang dilakukan antar kerabat dalam taneyan lanjang. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif berperspektif etnografi dengan model penelitian studi kasus. Berdasarkan teknik purposive sampling dipilih tiga orang untuk menjadi subyek penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah (1) Wawancara mendalam dan (2) Observasi nonpartisipan. Data yang diperoleh dianalisis secara constant comparative method. Teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan adalah (1) Ketekunan pengamatan (2) Generalisasi Empiris (3) Triangulasi sumber dan (4) Kecukupan referensial. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Bentuk konflik pembagian harta warisan dalam taneyan lanjang terdiri dari dua bentuk konflik yaitu (a) Konflik dengan saudara kandung yang terjadi pada dua subyek penelitian yaitu pada kasus subyek 1 dan kasus subyek 2. Pada kasus subyek 1 konflik terjadi akibat pengalihan rumah warisan kakek yang semula ditempati subyek kemudian dialihkan pada kakak subyek. Pada subyek 2 konflik diawali oleh permintaan kakak subyek agar anaknya yang akan menikah menempati rumah peninggalan orangtua mereka yang saat itu ditempati oleh subyek. Adapun subyek diminta untuk pindah dan tinggal bersama saudara yang lain (b) Konflik dengan keponakan konflik ini terjadi pada subyek 3 konflik diawali dari gugatan pihak keponakan untuk meminta harta warisan yang telah dihibahkan oleh subyek (2) Motif dan sumber penyebab konflik pembagian harta warisan antar kerabat dalam taneyan lanjang diinisiasi oleh satu motif yaitu motif penguasaan harta warisan oleh salah satu pihak kerabat yang dalam hal ini bersumber dari faktor (a) Sistem pembagian yang tidak transparan dan cenderung diputuskan secara sepihak (b) Tidak adanya bukti secara tertulis yang sah secara hukum (c) Ketidakadilan pembagian warisan (3) Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik pembagian harta warisan dalam taneyan lanjang meliputi (a) Taretan dhalem meliputi ibu suami saudara kandung dan paman subyek. Taretan dhalem terlibat pada semua kasus subyek yaitu pada subyek 1 2 dan 3 (b) Taretan jau yaitu sepupu empat generasi atau empat pupuan. Taretan jau terlibat pada kasus subyek 3 dalam hal ini ia berperan sebagai pihak penengah konflik dan (c) Oreng lowar kyai dan kepala desa setempat. Oreng lowar terlibat pada kasus subyek 3 yang berperan sebagai pihak saksi pada keputusan hasil rundingan pada kasus subyek 3 (4) Bentuk-bentuk strategi penyelesaian konflik yang digunakan subyek penelitian dalam konflik pembagian harta warisan dalam taneyan lanjang adalah (a) Yielding dilakukan oleh subyek 1 dengan tujuan untuk menyelamatkan hubungan kekerabatan dengan saudara kandung daripada mempertahankan aspirasinya (b) Contending- withdrawing terjadi pada subyek 2 pada awalnya kedua pihak saling mempertahankan aspirasi masing-masing kemudian berakhir dengan dengan saling menarik diri (c) Contending -problem solving tahapan ini dilalui oleh subyek 3. Pada awal konflik kedua pihak saling bersikeras pada aspirasinya masing-masing namun intervensi pihak ketiga penengah konflik berhasil dilakukan pada akhirnya dapat diambil keputusan yang dapat diterima oleh kedua pihak yang bertikai (5) Dampak-dampak yang timbul dari penerapan strategi penyelesaian konflik pembagian harta warisan dalam taneyan lanjang antara lain dapat (a) Mempererat hubungan kekerabatan hal ini terjadi pada subyek 3 (b) Keretakan hubungan kekerabatan hal ini terjadi pada subyek 2 (c) Perubahan sikap yaitu pemisahan ruang dapur terjadi pada subyek 1 dan 2 dan soker terjadi subyek 2 dan 3 (d) Kerusakan harta benda hal ini terjadi pada kasus subyek 2. Saran yang diajukan oleh peneliti adalah Perlunya mempersiapkan hal kewarisan pihak terkait dalam hal ini pemilik warisan ataupun pewaris dapat melakukan pencatatan mengenai warisan yang dimilikinya yang sah secara hukum. Adapun pihak pemerintah terdekat yaitu aparat desa dapat mengkoordinasikan cara-cara pelaksanaan pencatatan yang benar sosialisasi mengenai pentingnya pencatatan bisa dilakukan dalam program-program musyawarah desa. Sebagai figur yang sangat berpengaruh pada masyarakat Madura kyai dalam hal ini dapat menjembatani dan memberikan solusi-solusi yang tepat pada kasus-kasus konflik yang terjadi. Keterbatasan dalam penelitian yang hanya sampai pada tujuan deskriptif-interpretif pada strategi penyelesaian konflik dapat dikembangkan dengan penelitian lebih lanjut dan mendalam dengan tujuan kritis untuk mengusahakan transformasi personal dan sosial yang mengarah pada transformasi konflik dengan menggunakan teknik snowball dengan tujuan dapat memperkaya informasi mengenai informan penelitian.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Psikologi (FPsi) > Departemen Psikologi (PSi) > S1 Psikologi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 13 Oct 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/100696

Actions (login required)

View Item View Item